Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2017, BI Optimistis Inflasi Sulsel Tak Lebih dari 4 Persen

2017, BI Optimistis Inflasi Sulsel Tak Lebih dari 4 Persen Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Wiwiek Sisto Widayat, optimistis inflasi Sulsel pada 2017 tidak akan lebih dari 4 persen. Toh, pertumbuhan ekonomi di daerah ini cukup bagus, meski terdapat sejumlah faktor yang mesti diwaspadai karena berpotensi mendorong terjadinya inflasi.

"Kami yakin (inflasi) tahun ini tidak sampai 4 persen. Inflasi secara tahunan pada 2016 hanya berkisar 2,94 persen. Jadi, hitung-hitungannya bila faktor pendorong inflasi diprediksi berdampak 0,7-1 persen, maka totalnya tidak akan lebih dari 4 persen," kata Wiwiek di Makassar, Jumat?(13/1/2017).

Wiwiek mengimbuhkan guna merealisasikan target tersebut, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait guna menekan faktor-faktor pendorong inflasi. Di antaranya yakni menjaga stabilitas kelompok volatile food, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, ikan bandeng dan berbagai komoditas strategi lainnya.

BI juga mewaspadai kenaikan dari kelompok administered price, mulai dari tarif listrik, bahan bakar minyak, elpiji dan administrasi kendaraan bermotor, yang terjadi pada awal 2017.

"Kalau itu semua bisa ditekan dan tidak merambah ke sektor lain, maka dampaknya (inflasi) diperkirakan hanya 0,7-1 persen," tutur dia.

Lebih lanjut, Wiwiek menyebut untuk Januari 2017, laju inflasi Sulsel diperkirakan meningkat dengan rentang 0,5-0,9 persen. Kendati demikian, inflasi daerah ini diharapkannya tetap berada di bawah angka nasional. Tahun lalu, inflasi Sulsel sebesar 2,94 persen lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang menembus 3,02 persen.

Wiwiek melanjutkan optimisme pada 2017 muncul karena stok komoditas strategis seperti beras melimpah. Stok beras Bulog sebanyak 340 ribu ton diperkirakan mampu bertahan hingga Mei mendatang. Lalu, BMKG memprediksi musim tanam pada 2017 akan kembali normal karena tidak adanya penguatan fenomena El Nino dan La Nina.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: