Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden dan PP Muhammadiyah Bahas Pembangunan Kesejahteraan Bangsa

Presiden dan PP Muhammadiyah Bahas Pembangunan Kesejahteraan Bangsa Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir membahas upaya penegakan keadilan sosial untuk membangun kesejahteraan bangsa.

"Kami membahas betapa satu di antara problem besar bangsa kita adalah kesenjangan ekonomi, dan ini multiaspek," kata Haedar ditemui di halaman Kantor Presiden, Jakarta usai bertemu Jokowi pada Jumat (13/1/2017).

Menurut Haedar, dirinya berdiskusi mengenai terobosan yang dapat dilakukan oleh negara bersama PP Muhammadiyah dalam membangun ekonomi bangsa.

Haedar menambahkan Presiden memiliki kebijakan politik dan ekonomi untuk diterapkan dalam meningkatkan pembangunan ekonomi.

"Jadi perlu ada terobosan-terobosan di dalam ikhtiar memecahkan masalah sosial, sekaligus juga membawa mayoritas terbesar rakyat kita yang masih berada pada posisi menengah ke bawah itu untuk menjadi rakyat yang sejahtera," ujar Haedar.

Terdapat dua hal yang juga disampaikan PP Muhammadiyah kepada pemerintah yaitu soal penguasaan lahan dan tanah yang merupakan aset negara dan perlu ditata ulang demi hajat hidup masyarakat luas.

Selain itu, hal kedua adalah perlindungan bagi masyarakat sehingga seluruh warga benar-benar merasakan manfaat kekayaan alam Indonesia.

Haedar mengatakan negara perlu hadir untuk membela, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.

"Dalam konteks itu, tidak mungkin membangun kesejahteraan rakyat kalau tidak didukung oleh kekuatan politik, kekuatan masyarakat, yang memang untuk ikut menjadikan republik ini menjadi republik yang menyejahterakan, melindungi dan memajukan rakyat," tegas Haedar.

Presiden Jokowi hari itu mengundang Ketua PP Muhammadiyah makan siang di Istana Merdeka.

Haedar diterima Presiden pada pukul 13.00 WIB dan makan siang bersama Jokowi selama sekitar 90 menit.

Sebelumnya pada Rabu (11/1), Presiden juga makan siang bersama Ketua PBNU Said Aqil Siradj. Sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan bersama Said adalah isu Islam radikal dan masalah intoleransi. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: