Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Target Penyaluran KUR Jadi Rp.110 Triliun

Target Penyaluran KUR Jadi Rp.110 Triliun Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Realisasi penyaluran kredit kredit usaha rakyat (KUR) ditargetkan menembus angka Rp110 triliun pada tahun ini . Jumlah itu meningkat 10 % dari target 2016 sebesar Rp 100 triliun.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo mengungkapkan pada tahun ini juga jumlah penyalur kredit usaha rakyat (KUR) akan bertambah menjadi 38 bank/lembaga keuangan bukan bank (LKBB), termasuk satu koperasi, dari sebelumnya sebanyak 33 bank.

Ia mengungkapkan kelima penyalur KUR yang baru itu adalah Adira Finance, Mega Sentra Finance, BCA Finance, FIF, dan Kospin Jasa. "Tahun 2017, koperasi Kospin Jasa mendapat plafon alokasi penyaluran KUR sebesar Rp50 miliar", kata Braman.

Selain itu, lanjut Braman, pihaknya juga tengah mengevaluasi 32 koperasi usulan menjadi penyalur KUR. "Sudah ada tiga yang kita evaluasi dan siap kita ajukan, seperti Koperasi Obor Mas (NTT), Kopdit Keling Kumang (Kalbar). Bahkan, untuk memperbanyak penyaluran KUR di sektor pertanian, Kemenkop akan mendorong KUD-KUD yang sehat dan berjalan bagus bisa menjadi kunci dalam menyalurkan KUR. Dari 32 koperasi tersebut, dua diantaranya berbentuk KUD", imbuh Braman.

Braman menambahkan, prioritas sektor ekonomi 2017 ?diharapkan agar memperlebar jumlah penyaluran KUR di sektor hilir (produktif), antara lain sektor pertanian, industri pengolahan, perikanan, dan perkebunan.

"Pada 2016, realisasi penyaluran KUR berdasarkan sektor ekonomi masih didominasi sektor perdagangan 66%, pertanian 17%, industri pengolahan 4%, perikanan 1,5%, jasa 10,5%, dan sektor penempatan TKI 0,2%", papar Braman seraya menyebutkan, penyaluran KUR pada 2016 mencapai 94,4% atau sebesar Rp94,4 triliun, dari target Rp100 triliun dengan debitur sebanyak 4.361.835 orang, serta NPL 0,37%.

?Braman mengakui, bagi perbankan, sektor pertanian merupakan kredit dengan risiko tinggi (hig risk). Seperti misalnya gagal panen, kena hama, kondisi cuaca tidak mendukung, dan sebagainya.

"Ada wacana di Komite Kebijakan akan menerapkan sistem asuransi untuk KUR pertanian. Makanya, kita akan terus mendorong KUD yang sehat menjadi penyalur KUR, karena KUD yang bisa menyalurkan langsung ke kelompok Tani. Harapan saya, minimal ada satu koperasi untuk satu provinsi untuk menyalurkan KUR, khususnya untuk sektor pertanian", pungkas Braman.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: