Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maluku Utara Ternyata Kekurangan Stok Pangan

Maluku Utara Ternyata Kekurangan Stok Pangan Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Ternate -

Sejumlah stok pangan di Maluku Utara (Malut) sebagian besar didatangkan dari luar Malut, karena stok pangan lokal belum mampu mengimbangi konsumsi masyarakat, khususnya untuk bumbu-bumbuan.

"Sebab, stok pangan yang ada di Malut sangat sedikit jumlahnya, untuk beberapa kali panen saja langsung habis," kata Ketua Pemasok Kota Ternate, Nursidik di Ternate, Sabtu.

Menurut dia, banyak petani yang ada di Malut ini menanamnya tidak telalu banyak, hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar untuk beberapa kali panen.

Sehingga, untuk memenuhi pasar dari Malut, banyak pemasok yang mengambil barang dari luar, seperti tomat, cabe, bawang merah, bawang putih dan lainnya, karena stok pangan lokal tidak mampu untuk menopang kebutuhan masyarakat.

Ia mencontohkan, pada saat panen raya bawang merah di Moti, bahkan dalam panen tersebut hasilnya tidak mencukupi hingga 5 ton, dengan hasil bawang merah untuk lima ton, pasar Bastiong saja dalam sehari pasti sudah habis apalagi di Pasar Bahari Berkesan.

"Kalau tidak bisa-bisa hanya sekitar 6 atau 10 ton saja tidak akan mencukupi konsumsi masyarakat Malut khususnya Kota Ternate," ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya baru mendatangkan kol dari Manado, sebanyak 500 karung dan stok kol yang datang dari petani Malut ini telah habis. Maka untuk itu harus mengambil dari petani luar untuk mengisi dan memenuhi pasar Malut, dan Manado lah tempat yang paling dekat.

"Bahkan, di sana hampir semua hasil pangan ada, mulai dari bawang merah dan putih, cabe keriting, cabe nona, tomat, kol, kentang dan masih banyak lagi, katanya.

Selain itu, untuk kulitas barangnya lebih bagus, apalagi masyarakat Malut ini khususnya Kota Ternate, sangat memilih kualitas barang.

"Jika barangnya tak sesuai sedikit saja pasti tidak dibeli, sehingga di Kota Ternate, kualitas barang itu sangat menjadi acuan dan ongkos transport dari Manado ke Ternate lebih murah lagi ketimbang dari Ternate ke Halbar atau Haltim, itu memakan ongkos yang cukup besar, katanya.

Untuk itu, ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dan bagaimana agar meningkatkan stok pangan dari para petani, sehingga barang kebutuhan pangan tidak harus diambil dari luar lagi, karena tanah disini sangat besar dan bagus.

"Tinggal hanya bagimana untuk cara menanam dan merawatnya sehingga produksinya banyak dan kualitasnya juga baik," ujar dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: