Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Heboh, Pertamina Bakar Kelebihan Gas

Bikin Heboh, Pertamina Bakar Kelebihan Gas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Balikpapan -

Pertamina memberi penjelasan resmi tentang suara gemuruh bak suara pesawat terbang yang melintas dan api dari flare (obor) yang sangat terang dan lebih besar daripada biasanya di kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (15/1) pukul 12 tengah malam hingga pukul 01.00 dini hari, kata Pejabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication and Relation Pertamina Area Kalimantan Imam Rismanto.

"Bunyi gemuruh dan lidah api obor yang lebih terang dari biasanya berasal dari pembuangan gas berlebihan dan tidak terpakai dalam proses menormalkan kembali operasional kilang," kata Pejabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication and Relation Pertamina Area Kalimantan Imam Rismanto.

Sebelumnya terjadi gangguan di pembangkit listrik internal di dalam kilang pada pukul 19.30. Dua turbin dari Generator 2 yang menyuplai listrik untuk operasional kilang mati sehingga suplai listrik terputus.

"Sehingga operasional kilang dihentikan sementara, secara normal atau normal shutdown," lanjut Imam. Hal ini juga menyebabkan listrik padam di Komplek Perumahan Pertamina di Gunung Dubbs dan sekitarnya.

Setelah mendapatkan listrik kembali dari generator cadangan, maka operasional kilang dapat dilanjutkan. Saat itulah gas berlebih yang terbentuk dari proses di pengilangan dibuang ke udara dan dibakar. Menjadi berbunyi lebih keras dan terlihat lebih terang karena gas yang terkumpul lebih banyak dan tekanannya lebih dari biasanya.

"Kami saat ini masih menyelidiki kenapa generator tersebut mati," kata Imam lagi.

Kilang Pertamina RU V berada di sisi barat Balikpapan, di tepi utara Teluk Balikpapan, di Jalan Yos Sudarso atau Jalan Minyak. Di bukit-bukit sekitarnya terdapat Komplek Perumahan Pertamina (Komperta) dan sejumlah kampung, seperti Kampung Atas Air dan Pandansari di barat, Komperta Karang Anyar, pemukiman warga di Karang Rejo, Muara Rapak, Gunung Bugis hingga Prapatan Atas.

Warga di kampung-kampung itulah yang paling keras mendengar suara dari cerobong dan melihat flare paling jelas.

"Kami sudah mau tidur tadi, tapi tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti pesawat terbang, dan bunyinya kok gak selesai-selesai," kata Hendri Kurniawan, warga Jalan Batu Butok, Muara Rapak. Keluar dari rumahnya, Hendri melihat nyala api yang sangat terang dari arah kilang Pertamina, juga bunyi gemuruh.

Sempat dikira kebakaran, tapi kalau kebakaran tentu ada tanda peringatan. Suara sirene pemadam kebakaran aja gak ada, kata Hendri.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: