Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menristek Dikti: Publikasi Ilmah Indonesia Ranking 4 di Asia Tenggara

Menristek Dikti: Publikasi Ilmah Indonesia Ranking 4 di Asia Tenggara Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jatinangor -

Kementerian Riset, Teknologi dan pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mendorong para guru besar yang ada di Indonesia agar bisa mempublikasikan minimal satu riset ilmiah ke dalam jurnal internasional setiap tahun. Sebab di tingkat Asia Tenggara masih menduduki posisi ke 4 setelah Malaysia, Singapura dan Thailand.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir mengatakan hal tersebut penting karena bisa mendorong universitas yang ada di Indonesia menjadi perguruan tinggi berkelas dunia atau masuk top 500 university in the world.

"Salah satu indikatornya, diantaranya adalah disamping staff mobility juga masalah publikasi (riset ilmiah). Publikasi kita apabila kita bandingkan di Asia Tenggara kita ranking empat. Nomor satu Malaysia, dua Singapur, ketiga Thailand. Profesor wajib publikasi setiap tahun, satu kali untuk publikasi internasional. Kalau tidak akan dievaluasi tunjangannya,? katanya dalam acara peresmian Universitas Padjadjaran (Unpad) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) di Bale Sawala Gedung Rektorat Kampus Unpad,? Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Sabtu (14/1/17).?

Dari peringkat ini, lanjutnya, terdapat perbedaan jumlah hasil publikasi yang signifikan. Per tahun Malaysia mampu menghasilkan riset hingga 25.000 riset, Singapura 18.000 riset, Thailand 12.000 ? 13.000 riset. Sementara Indonesia hanya mampu menghasilkan 6.250 riset. ?Tapi, Alhamdulillah per 31 Desember 2016 melompat menjadi 9.989 riset. Bahkan kemarin sebelum saya kesini angkanya sudah 10.054,? katanya

Nasir menjelaskan dari 4.405 perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Indonesia, ada beberapa perguruan tinggi yang meyumbang riset terbanyak, yaitu ITB, UGM, UI, Universitas Brawijaya, UNS, IPB, ITS, Univeritas Diponegoro, dan Unpad. "Hasil riset pun diharapkan tidak hanya sekadar temuan semata. Lebih jauh lagi, riset ini mampu memerikan manfaat untuk masyarakat, terutama untuk dunia industri di tanah air,"ujarnya.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar perguruan tinggi mampu menghasilkan riset, yaitu dengan peralihan status menjadi PTNBH. "Otonomi kampus diyakini mampu memberikan kebebasan para ilmuwan dalam melakukan dan menghasilkan sebuah temuan atau riset berbasis ilmiah,"jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) yang hadir pada deklarasi ini sangat menyambut baik alih status tata kelola Unpad menjadi PTBNH. Menurutnya hal ini sejalan dengan program pemerintahannya yang ingin meningkatkan kualitas serta meratakan kualitas pendidikan untuk semua elemen masyarakat di seluruh Jawa Barat.

Aher mengungkapkan, kawasan Jawa Barat bagian selatan memiliki jumlah penduduk 10 juta orang lebih dengan garis pantai sepanjang 430 km. Menurutnya, masyarakat di Jabar Selatan ini memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan yang baik dan berkualitas.

?Oleh karena itulah, pemerintah provinsi berusaha untuk menghadirkan perguruan tinggi baru. Tentu atas izin Pemerintah Pusat c.q. Kemenristek Dikti tahun 2014 kami mendapat penegerian dari dua swasta, yaitu Univeritas Siliwangi (Tasikmalaya) dan Univeristas Singaperbangsa (Karawang),lalu dibuka PDD, perguruan tinggi di luar domisili. Kami sambut juga dan ada tiga PDD saat ini, yaitu PDD Unpad Pangandaran, PDD ITB Cirebon, dan PDD IPB Sukabumi,? jelasnya.

Hal lainnya yang dilakukan Pemprov Jawa Barat, yaitu pemberian beasiswa. Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara khusus memberikan beasiswa kepada anak-anak cerdas yang ada di pelosok Jawa Barat.
?Nah inilah yang kita lakukan, affirmative action. Kita mengangkat anak-anak berprestasi yang ada di Pangandaran, Pameungpeuk, Blanakan, dan tempat lain. Dari kawasan-kawasan terpencil itulah kita adakan beasiswa, baik ke Unpad atau perguruan tinggi negeri lain dalam bentuk affirmative action, supaya dinikmati pendidikan itu oleh teman-teman yang ada di pelosok,? pungkasnya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: