2016, Neraca Perdagangan RI Cetak Surplus US$8,78 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2016 kembali mencatatkan surplus sebesar US$8,78 miliar setelah tahun sebelumnya juga mencatatkan surplus US$7,67 miliar.

"Dengan komposisi ekspor US$144,43 miliar dan impor US$135,65 miliar kita masih mendapatkan suprlus US$8,78 miliar. Jadi, surplus tahun 2016 masih lebih besar dari tahun 2015," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Ia mengatakan meskipun neraca perdagangan mengalami surplus, namun ekspor sepanjang tahun lalu masih mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2015. Penurunan ini juga terjadi pada impor.

"Untuk total ekspor Januari-Desember 2016 sebesar US$144,4 miliar atau turun -3,95 (y-o-y) sementara total impor Januari-Desember 2016 mencapai US$135,65 miliar atau turun 4,94% (y-o-y)," paparnya.

Sementara itu, pada Desember 2016 neraca perdagangan mencatat surplus sebesar US$0,99 miliar, setelah bulan sebelumnya juga mencatatkan surplus US$0,84 miliar. "Dengan komposisi ekspor US$13,77 miliar dan impor US$12,78 miliar kita masih mendapatkan suprlus US$0,99 miliar," ujarnya.

Ia mengatakan capaian surplus neraca perdagangan pada bulan Desember dipicu oleh surplus sektor nonmigas US$1.447,9 juta, namun sektor migas defisit US$455,8 juta. Untuk ekspor Desember 2016 mencapai US$13,77 miliar atau meningkat 1,99% dibanding ekspor pada November 2016 sebesar US$13,5 miliar.

Peningkatan ekspor Desember ditopang oleh ekspor non-migas yang tumbuh 1,13% dan ekspor migas naik 11,66% secara bulanan. Sementara nilai impor pada Desember 2016 mencapai US$12,78 miliar atau naik 0,99% apabila dibandingkan November 2016. Peningkatan nilai impor dipicu oleh naiknya impor nonmigas sebesar 1,35% namun impor migas turun 2,13%.