Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Jabar Tegaskan Uang Baru Tanpa Gambar Palu Arit

BI Jabar Tegaskan Uang Baru Tanpa Gambar Palu Arit Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Mikael Budisatrio mengatakan, terkait beredarnya berita negatif mengenai uang NKRI tahun emisi 2016. Pihak Bank Indonesia merasa perlu menyampaikan kepada stakeholder mengenai apa yang sebenarnya ada pada uang tersebut. Salah satunya melakukan sosialisasi di Kodan III/ Siliwangi.

BI Jabar dengan tegas membantah adanya kabar gambar palu arit pada uang NKRI Tahun Emisi 2016. Dikatakan Mikael, pandangan segelintir orang yang menganggap itu palu arit malah menggiring opini publik ke arah negatif.

"Sebenarnya setiap orang memiliki kebebasan dalam memandang sesuatu hal. Namun disayangkan bila justru pandangan tersebut malah menggiring opini publik ke arah yang negatif,"katanya kepada wartawan di Bandung, Selasa (17/1/2017)

Mikael menegaskan gambar palu arit yang ramai diperbincangkan, itu sebenarnya merupakan cetakan khusus atau teknik khusus untuk menghindari pemalsuan yang disebut rectoverso atau gambar saling isi.

"Jadi gambar dipotong secara diagonal sehingga hasilnya seperti itu dan hanya bisa dilihat jelas bila diterawang. Di mana yang ada pada uang tersebut merupakan ciri-ciri yang diaplikasikan guna meminimalisir peredaran uang palsu,"katanya.

Isu negatif yang belakangan beredar mengenai uang NKRI tahun emisi 2016 adalah uang tersebut dinilai mirip atau menyerupai mata uang negara China yakni Yuan, sambung Mikael, Pemilihan gambar pahlawan juga dinilai tidak tepat.

Mikael menegaskan uang NKRI sebagai simbol kedaulatan Negara Republik Indonesia tentu tidak pandang bulu apalagi menyebarkan isu sara.

"Perihal pahlawan ada yang non muslim padahal ini uang NKRI. Uang NKRI ini simbol kedaulatan negara Republik Indonesia yang tidak bisa ditawar lagi jadi kesatuan dari Sabang sampe Merauke dengan Bhineka Tunggal Ika-nya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: