Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2017, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 5,5 Persen

2017, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 5,5 Persen Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 sebesar 5,5 persen.

"Untuk tahun ini kami perkirakan pertumbuhan ekonomi ada di 5,5 persen, sedangkan pada 2018 pertumbuhannya 5,8 persen," ujar Eric di Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Ia mengatakan pemerintah perlu melakukan upaya ekstra untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen pada 2018 sebagaimana diinginkan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, upaya pemerintah untuk mencapai target enam persen tersebut bisa saja terbantu apabila harga komoditas trennya terus menunjukkan peningkatan secara berkelanjutan, kendati nominal kenaikannya tidak besar.

Dengan harga komoditas yang berkelanjutan tersebut, diharapkan akan berdampak kepada perekonomian di mana investasi ke sektor pertambangan dan migas akan bertambah setelah pada dua tahun terakhir mengalami kontraksi.

"Mudah-mudahan dengan harga komoditas membaik itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.

Kendati demikian, "bantuan" dari meningkatnya harga komoditas serta konsumsi rumah tangga, menurut Eric belum cukup untuk menopang pertumbuhan yang tinggi. Investasi memang harus digenjot untuk mendorong ekonomi domestik.

"Investasi harus jalan dan kondisinya sekarang sudah cukup mendukung. Inflasi terkendali, BI 7-day RR Rate juga, tapi penurunan suku bunga kredit masih lambat. Itu salah satu kendala untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi itu," ujar Eric.

Sebelumnya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat memberikan arahan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), meminta pemerintah daerah menggenjot investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen pada 2018.

Bambang mengatakan, Bappeda harus menegaskan kepada kepala daerah atau pimpinan instansi lainnya, dinas-dinas, dan pihak lainnya, untuk harus terus menjsga iklim investasi. Ia menegaskan jangan sampai tercipta isu bahwa berinvestasi di Indonesia banyak masalah atau penuh ketidakpastian.

Selain itu, Bambang juga menilai pemerintah daerah juga tetap harus terbuka dengan investasi dari asing karena investasi dari dalam negeri dinilai masih terbatas. Menurut dia, semangat untuk mengutamakan investasi dari dalam negeri memang bagus, namun pada kenyataannya kemampuan investor dalam negeri belum setinggi investor asing, sementara pemerintah butuh dana besar untuk pembangunan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: