Banyak Kendala, Implementasi BBM Satu Harga di Papua Terus Dievaluasi

Warta Ekonomi, Jayapura -

Manajemen Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua menegaskan komitmen untuk menyukseskan Program Papua Satu Harga sebagai implementasi dari BBM Satu Harga yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Kami akan terus mengevaluasi pelaksanaan Papua Satu Harga agar pendistribusian BBM semakin lancar, khususnya untuk kawasan yang akses transportasinya sangat terbatas," ujar Manager Humas Pertamina MOR VIII Taufikurachman, di Jayapura, Selasa (17/1/2017).

Ia mengakui dalam pelaksanaannya Pertamina atau pihak rekanan menemui beberapa kendala, baik dari sisi alam (cuaca) maupun operasional. Hanya pihaknya selalu berusaha untuk mencari solusi ketika menemui hambatan di lapangan.

"Ini sudah jadi tugas kami untuk memastikan Papua Satu Harga berjalan, dan harga BBM di seluruh Indonesia sama," katanya.

Sementara Manajer Ritel Pertamina MOR VIII Zibali Hisbul Masih menyatakan, dalam menjalankan BBM Satu Harga di Papua, pihaknya akan terus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

"Ini dievaluasi terus, kalau kebutuhan belum cukup akan ditambah. Kami sesuaikan. Prinsipnya Pertamina akan memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Program BBM Satu Harga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada 18 Oktober 2016. Saat itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa program BBM Satu Harga termasuk di pedalaman Papua bukan sekadar masalah untung dan rugi.

"Ini masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga harganya sekarang di seluruh kabupaten yaitu 6.450 rupiah per liter untuk premium," ujar Presiden Jokowi.

Kebijakan BBM Satu Harga itu dilakukan pemerintah menyikapi tingginya harga BBM di kabupaten-kabupaten wilayah pedalaman Papua. Sebab harga BBM di pedalaman Papua bisa mencapai puluhan ribu bahkan hingga ratusan ribu per liter. (Ant)