Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komentar Donald Trump Perkuat Pasar Saham di Indonesia

Komentar Donald Trump Perkuat Pasar Saham di Indonesia Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar saham di Indonesia menguat pada perdagangan kemarin.? Analis Forextime, Lukman Otunuga mengungkapkan bahwa hal tersebut karena komentar dari Presiden Donald Trump bahwa "USD terlalu kuat" sehingga mengurangi tekanan pada pasar berkembang. Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di teritori hijau dan nilai tukar rupiag menampilkan ketangguhannya terhadap dollar Amerika Serikat (USD) hingga mendekati 13320.

"Sentimen terhadap perekonomian Indonesia membaik pasca laporan bahwa JP Morgan meningkatkan rekomendasi investasinya pada saham Indonesia menjadi "neutral" sehingga optimisme pasar mungkin mengangkat IHSG pekan ini. Kita tetap harus memperhatikan bahwa ketidakpastian masih akan berlanjut menjelang pelantikan Trump sehingga dapat terjadi penghindaran risiko yang menekan harga saham," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Lebih lanjut Ia menuturkan, kegelisahan terasa di pasar finansial pekan ini karena perkembangan Brexit dan ketidakpastian seputar Trump mengacaukan sentimen global. Tidak ada arah yang jelas untuk saham Asia pada perdagangan hari Rabu dan penghindaran risiko membatasi peningkatan di Eropa. Walaupun Wall Street mungkin tertahan oleh ketidakpastian seputar Trump sore ini, saham AS berpotensi menguat apabila laporan IHK AS melampaui ekspektasi.

"Investor mengambil posisi bertahan menjelang pelantikan Donald Trump Jumat ini sehingga ada kemungkinan pasar akan menghindari aset berisiko dan beralih ke investasi safe haven seperti emas," terangnya.

Ia menilai, USD berpotensi merosot tajam pekan ini karena ketidakpastian menjelang pelantikan Donald Trump di hari Jumat menjadi motivasi bagi investor bearish untuk mengadakan aksi jual berkali-kali. "USD bears memanfaatkan komentar Trump bahwa "Dolar terlalu kuat" untuk menyeret Indeks Dolar ke level terendah 100.26 pada sesi perdagangan hari Selasa. Masih belum ada kejelasan mengenai proposal stimulus fiskal sehingga sentimen investor pun terganggu dan USD dapat semakin melemah di jangka pendek," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa perhatian investor akan tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) As yang apabila menggembirakan dapat memperkuat spekulasi bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga AS sebanyak tiga kali tahun ini.

"Yellen yang hawkish tetap optimis terhadap perekonomian AS dan peningkatan suku bunga mendatang juga sehingga Indeks Dolar mungkin akan mendapat dukungan untuk tetap berada di atas level support 100.00," ujarnya.

Sementara utu, untuk harga minyak WTI kembali tergelincir ke bawah $52 pada hari Rabu karena meningkatnya kekhawatiran bahwa para produsen AS menggenjot produksi karena naiknya harga minyak. Walaupun para produsen besar berulang kali menunjukkan kerja sama dan optimisme dalam mengatasi oversuplai global, OPEC hanya sepakat membatasi produksi selama enam bulan sehingga pasar pun khawatir masalah oversuplai akan berulang kembali. Sensitivitas harga minyak sepertinya akan terus berlanjut kuartal ini dan harga dapat menurun apabila investor melihat bahwa pemangkasan produksi OPEC dan non-OPEC tidak berlangsung sesuai kesepakatan.

"Trader teknikal dapat memanfaatkan breakdownke bawah $52 untuk mengantarkan harga minyak mentah WTI semakin rendah menuju $51 dan kemudian $50," imbuhnya.

Adapun, harga emas meningkat ke level tertinggi enam pekan di atas $1215 pada perdagangan hari Selasa karena ketidakpastian situasi dan lemahnya USD membuat pesona komoditas safe haven ini semakin bersinar. Harga telah melampaui level resistance $1210 dan dapat semakin meningkat pekan ini apabila ketidakpastian menjelang pelantikan Trump Jumat ini semakin meningkat.

"Trader teknikal akan memperhatikan reaksi pasar terhadap resistance sebelumnya $1210 yang dapat berubah menjadi support dinamis. Level relevan berikutnya untuk apresiasi Emas adalah $1230," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: