Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Siapkan Rp20 Miliar Bangun Pabrik Garam di Jeneponto

Pemerintah Siapkan Rp20 Miliar Bangun Pabrik Garam di Jeneponto Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Pemerintah berencana membangun pabrik garam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada tahun ini. Untuk tahap awal, pemerintah melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) siap mengucurkan dana Rp20 miliar.

"Iya, (pembangunan pabrik garam) sudah dibahas sejak satu tahun yang lalu. Desainnya sudah ada dan kita kick-off pada pada tahun ini," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti, Jumain Appe, di Makassar, kemarin. Pembangunan pabrik garam tersebut melibatkan pemerintah daerah serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Menurut Jumain, pembangunan pabrik berupa pilot produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petambak garam Jeneponto. Selama ini, petambak garam bekerja secara konvensional dan hanya menghasilkan garam rakyat yang harganya berkisar Rp1.000 per kilogram. Padahal, jika diolah menjadi garam industri atau farmasi, harganya melambung hingga Rp15.000 per kilogram.

Jumain menuturkan pilot produksi pengolahan garam tersebut mulai dibangun pada April 2017. Tahap awal, skalanya seperti koperasi, tapi akan diwadahi oleh semacam perusahaan atau holding. Tugasnya untuk menjual garam olahan tersebut ke industri. Pengelolaan holding diserahkan ke perusda, tapi konsepnya, kata Jumain, tidak boleh birokratis. "Melainkan entrepreneurship."

Keberadaan holding tersebut, menurut Jumain, membuat hasil produksi garam yang diolah akan lebih terarah penjualannya. Petambak garam tak lagi menjajakan hasil produksinya di tepi jalan dengan harga murah. Jumain menyebut pada tahap awal pihaknya menargetkan produksi minimal 2.000 ton per tahun dan diyakininya modal yang keluar kembali dalam dua tahun.

Pengolahan garam rakyat di Jeneponto memang masih konvensional. Mereka juga sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Terhitung September lalu, para petambak garam di Jeneponto sudah berhenti melakukan produksi karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Mereka juga mengeluhkan kebijakan impor garam pemerintah.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: