Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Ruang Pelonggaran BI Mulai Terbatas

Ekonom: Ruang Pelonggaran BI Mulai Terbatas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terhitung sudah dua kali Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day RR? Rate di 4,75%, semenjak FFR target naik 25bps. BI semakin mewaspadai kenaikan inflasi di 2017 yang bisa melebihi 4% YoY.

"BI memandang stimulus fiskal dari Trump tidak akan seagresif yang diperkirakan banyak orang. Walaupun ?ruang pelonggaran moneter? tidak terlihat dalam pernyataan BI, kami melihat kesempatan tersebut bisa datang di 1Q17. Prediksi BI RR rate akhir 2017 masih dipertahankan di 4,75%," ujar Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (20/1/2017).

Menurutnya, konsekuensi dari kebijakan fiskal kontraktif di 2016 masih akan terasa dampaknya di 2017 terutama dari sisi inflasi. Kenaikan harga barang-barang yang diatur oleh pemerintah berpeluang mendorong inflasi yang lebih tinggi di 2017.

"Tren kenaikan inflasi akan mulai menajam di April 2017 akibat efek tahun dasar rendah ? saat yang sama tahun lalu pemerintah memangkas harga BBM Premium 8,5%. BI melihat inflasi bisa melebihi 4% YoY, titik tengah target BI sekaligus asumsi di APBN 2017," paparnya.

Kendati demikian, BI menjadi lebih optimistis di tengah ketidakpastian global melihat aliran dana asing yang mulai kembali ? semenjak awal tahun aliran dana asing masuk ke SUN di sekitar $1 miliar. BI juga perkirakan CAD 4Q16 akan di bawah 2% - CAD yang rendah sejalan dengan kenaikan harga komoditas serta membaiknya partumbuhan Tiongkok.

"CAD yang menipis didukung terutama oleh surplus dagang yang melebar, sumber likuiditas dollar dalam 4 bulan terakhir yang juga membantu daya tahan rupiah - di tengah penguatan dollar NEER dan REER rupiah menguat cukup signifikan sekitar 5% YoY," jelas Rangga.

Ruang turun BI RR rate. Premium BI RR Rate terhadap inflasi saat ini masih tinggi tetapi bisa terpangkas drastis mulai Apr17. Itu menunjukkan bahwa ruang pelonggaran moneter akan tersedia di 1Q17 (lihat Waspadai instabilitas eksternal).

"Kami melihat 2017 akan menjadi titik akhir siklus pelonggaran moneter walaupun tidak berarti awal siklus pengetatan; selain inflasi yang akan naik, level PDB yang mulai beranjak mendekati potensinya serta likuiditas global yang perlahan mengetat menjadi alasan utama akan berakhirnya siklus pelonggaran moneter. CAD diperkirakan di 1,8% terhadap PDB di 4Q16 sehingga di sepanjang 2016 akan mencapai 2%. Sementara pertumbuhan PDB 4Q16 diperkirakan melambat ke 4,9% YoY sehingga akumulasinya di 2016 akan tumbuh 5% YoY," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: