Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lima Tips Memulai Pengelolaan Keuangan Sendiri

Oleh: Hasan Azzahid, Senior Advisor AZ Consulting

Lima Tips Memulai Pengelolaan Keuangan Sendiri Kredit Foto: AZ Consulting
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak sekali orang yang gajian lima koma, alias tanggal lima sudah koma. Kegagalan mengelola keuangan akhirnya membuat banyak orang terjebak dalam kondisi "gali lobang tutup lobang". Yang demikian disebabkan?banyak orang yang tidak berusaha mengelola keuangannya dengan baik.

Lalu bagaimanakah cara?memulai pengelolaan keuangan sendiri agar tidak terjebak pada kondisi yang seperti itu? Berikut beberapa tips memulai pengelolaan?keuangan sendiri. Tidak bisa disebut mudah, karena kemungkinan beberapa tips ini harus mengubah kebiasaan Anda. Meski mengubah kebiasaan sulit, tetapi coba paksakanlah untuk kebaikan Anda sendiri.

1. Membuat Cash Flow Positif

Ini adalah hal tersulit dan paling penting dalam mengelola keuangan. Membuat cash flow positif berarti Anda harus mengurangi secara drastis pengeluaran Anda agar Anda memiliki sisa uang pada saat gaji selanjutnya. Jika Anda berhasil pada fase ini maka langkah selanjutnya akan lebih mudah.

Mulailah menghitung kebutuhan sehari-hari. Lalu buatlah patokan anggaran berapa besar uang yang boleh dihabiskan dalam suatu rentang waktu, bisa mingguan atau harian, tapi jangan bulanan. Apabila Anda harus mengeluarkan uang lebih dari anggaran maka hal tersebut dapat menjadi warning bagi Anda agar mengurangi uang yang harus dihabiskan esok harinya.

2. Melunasi Utang Konsumtif

Setelah berhasil membuat cash flow yang positif maka hal selanjutnya adalah melunasi terlebih dahulu utang konsumtif Anda. Lunasi dulu utang dengan bunga yang terbesar. Lalu setelah Anda menyelesaikan utang konsumtif Anda, buatlah anggaran dari gaji maksimal sepertiganya untuk anggaran cicilan utang.

Anggaran cicilan utang ini sudah termasuk cicilan kendaraan dan cicilan rumah. Apabila cicilan rumah dan kendaraan sudah mencapai sepertiga dari gaji Anda maka jangan pernah berani mengambil utang konsumtif. Anda harus bisa mencukupkan sisa dari penghasilan Anda sampai gaji selanjutnya.

3. Membuat?Dana Darurat

Dana darurat adalah proteksi pertama yang harus Anda miliki dan yang paling bisa Anda andalkan. Jika Anda single maka dana darurat yang harus Anda miliki adalah sebesar tiga kali gaji Anda. Jika Anda sudah berkeluarga maka dana darurat yang harus Anda miliki adalah sebesar enam hingga dua belas kali gaji.

Cobaan terbesar dalam membentuk dana darurat adalah keinginan memakai dana tersebut untuk kegiatan konsumtif. Jika Anda termasuk memiliki masalah yang seperti itu maka dana darurat tersebut bisa Anda bentuk dengan instrumen logam mulia. Logam mulia merupakan aset yang likuid, namun tidak bisa langsung Anda belanjakan begitu saja sehingga dapat mengurangi dorongan Anda untuk menggunakan dana darurat untuk kondisi yang tidak darurat.

4. Memiliki Asuransi

Apabila Anda single?maka asuransi kesehatan sudah cukup untuk Anda, namun jika Anda berkeluarga, tidak hanya asuransi kesehatan yang harus Anda miliki. Anda harus memiliki asuransi jiwa. Asuransi jiwa melindungi tanggungan Anda dari risiko kerugian finansial akibat hilangnya jiwa Anda. Dengan asuransi jiwa, Anda menjamin kelangsungan hidup tanggungan Anda, meskipun sewaktu-waktu hal yang buruk terjadi pada Anda.

Jangan lupa juga untuk memiliki asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga. Jika memang keuangan Anda ketat maka Anda dapat menggunakan BPJS Kesehatan, namun jika anggaran Anda ada kelonggaran, ada baiknya Anda menggunakan asuransi kesehatan swasta yang kredibel dan dapat diandalkan untuk segala kondisi darurat yang menyangkut kesehatan keluarga.

5. Memulai Berinvestasi

Setelah semua langkah di atas Anda jalani, Anda sudah bisa mulai untuk berinvestasi. Sebelum berinvestasi Anda harus menetapkan untuk apa hasil investasi Anda gunakan dan berapa lama akan Anda capai. Hal ini penting karena Anda harus menghitung berapa kebutuhan investasi yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Anda juga harus tahu profil risiko Anda agar instrumen investasi yang Anda gunakan sesuai dengan toleransi risiko Anda.

Jangan lupa selalu cek legalitas instrumen investasi yang Anda gunakan. Jika Anda mengalami kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional seperti konsultan perencana keuangan. Fee yang Anda bayarkan untuk jasa konsultasi investasi tidak akan sebanding dengan kerugian yang Anda alami akibat tidak berinvestasi dengan benar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: