Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Retail Inggris Anjlok 1,9 Persen

Penjualan Retail Inggris Anjlok 1,9 Persen Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penjualan retail Inggris pada Desember 2016 lalu turun 1,9% dari bulan sebelumnya. Mengutip BBC di Jakarta, Minggu?(22/1/2016), seluruh sektor utama retail mengalami penurunan terutama pada penjualan di toko produk nonmakanan, kata Kantor Statistik Nasional (ONS). Ini merupakan penurunan bulanan terbesar selama lebih dari empat setengah tahun.

"Diskon Black Friday pada akhir November membuatnya lebih kuat untuk menjaga pembeli selama Desember," kata seorang analis di Lloyds.

Sementara, prediksi para ahli jauh lebih kecil, yakni penurunan 0,1 per bulan. "Retail menuai bencana pada Desember, lebih buruk dari ekspetasi. Angka inflasi pada awal Minggu ini menunjukkan kenaikan harga lebih dari ekspektasi pada Desember dan sekarang kita tahu volume penjualan turun. Fenomena ini menjadi tema dari sisa tahun ini, harga tinggi akan mengurangi pendapatan dan menghambat pertumbuhan belanja konsumen," kata Alan Clarke dari Scotiabank.

Martin Beck, penasihat ekonomi senior di EY Item Club mengatakan tekanan pada pendapatan riil rumah tangga secara bertahap mengalami pengetatan, menandakan kesulitan pada pegecer di tahun 2017. Pakaian, alas kaki, dan barang rumah tangga semua menunjukkan penurunan yang cukup besar pada bulan lalu. Namun, ketika dibandingkan dengan tahun lalu penjualan retail meningkat 4,3 persen pada Desember.

"Ada beberapa angka kuat terutama datang dari pengecer kecil, khususnya pedagang daging, yang melaporkan dorongan penjualan dalam jangka waktu hingga natal," kata Davies, senior statistik ONS.

Pembeli juga tertarik pada penjualan online, tercatat ada transaksi pembelian sekitar ?1 miliar per minggu yang merupakan 21,3% lebih tinggi dari Desember 2015.

"Meski angka pada Desember mengecewakan, pedagang retail tidak harus berasumsi penjualan pada Januari akan mengalami hal serupa," kata Keith Richards, direktur retail di Lloyds Bank.

Pada Senin, Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney mengatakan belanja konsumen masih kuat setelah referedum Brexit, namun belanja ekonomi Inggris kini terlalu bergantung pada belanja konsumen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: