Ekonomi China Tumbuh 6,7 Persen di Tahun 2016

Ekonomi China tumbuh sebesar 6,7% pada tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 6,9%. Hal tersebut merupakan pertumbuhan terlambat sejak 1990. Meski demikian, mengutip BBC di Jakarta, Minggu (22/1/2016), penurunan itu masih dalam target pertumbuhan pemerintah antara 6,5% sampai 7%.

Data tersebut muncul setelah salah satu pemimpin di provinsi China mengakui data GDP tersebut adalah palsu selama beberapa tahun. China adalah pendorong pertumbuhan ekonomi global dan perlambatan pertumbuhan adalah fokus utama untuk investor di seluruh di dunia.

Sementara, prediksi beberapa analis dari data pertumbuhan tiga bulan terakhir 2016 berkisar pada angka 6,8%, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan saat ini.

Kendati, beberapa peniliti mengatakan pertumbuhan tahunan negara tirai bambu sebenarnya lebih lemah dari data resmi pemerintah. Pendapat itu menguak pekan ini setelah gubernur provinsi Liaoning Chen Qjufa mengatakan jika provinsinya terlibat dalam penipuan keuangan berskala besar antara tahun 2011 dan 2014.

Merespons isu tersebut, Ning Jizhe, Direktur Badan Nasional Statistik menegaskan data nasional adalah jujur dan terpercaya. Ia menambahkan angka statistik di berbagai tingkatan departemen juga akan memperkuat penegakan hukum, pengawasan, dan pemeriksaan pada angka dan tegas menjaga fabrikasi?data.

China adalah pengimpor?terbesar kedua di dunia baik untuk komoditas maupun jasa komersial. Itu berarti kinerja ekonomi berdampak besar di seluruh dunia. China juga menjadi pemain penting sebagai konsumen minyak dan komoditas dan perlambatan ekonomi adalah faktor utama penurunan harga komoditas.

Tujuan China untuk menstabilkan ekonomi melalui komsumsi domestik telah menyebabkan tantangan besar bagi sektor manufaktur dan PHK terutama ?bagi pekerja di industri baja.