Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aktivitas Ekspor-Impor Sulsel Terbesar di Pelabuhan Malili dan Makassar

Aktivitas Ekspor-Impor Sulsel Terbesar di Pelabuhan Malili dan Makassar Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) Nursam Salam mengatakan Pelabuhan Balantang di Malili dan Pelabuhan Makassar menjadi pusat bongkar muat untuk ekspor dan impor Sulsel sepanjang 2016. Untuk produk ekspor, lanjut dia, kebanyakan dimuat di Pelabuhan Malili, sedangkan produk impor kebanyakan dibongkar di Pelabuhan Makassar.

"Sepanjang Januari-Desember 2016, ekspor Sulsel terbesar melalui Pelabuhan Balantang di Malili yakni senilai US$584,14 juta. Adapun, impor Sulsel terbesar melalui Pelabuhan Makassar yaitu senilai US$415,19 juta," kata Nursam di Makassar, Minggu (22/1/2017).

Khusus untuk Pelabuhan Malili, menurut Nursam, meski menjadi pelabuhan muat dengan ekspor terbesar, namun terjadi penurunan setahun terakhir ini. Pada 2015 lalu ekspor di Pelabuhan Malili tercatat senilai US$790,35 juta.

"Artinya, terjadi penurunan 26,09 persen," ucap Nursam.

Sebaliknya, Nursam mengimbuhkan Pelabuhan Makassar mencatat pertumbuhan signifikan sebagai pelabuhan bongkar dalam setahun terakhir. Pada 2015 lalu impor di Pelabuhan Makassar tercatat senilai US$266,5 juta atau terjadi peningkatan 55,8 persen.

Lebih jauh, Nursam menjelaskan selain dua pelabuhan tersebut, ekspor dan impor Sulsel juga melalui sejumlah pelabuhan yang berpotensi untuk terus dikembangkan di antaranya yakni Pelabuhan Palopo, Pelabuhan Biringkassi di Pangkep, dan Pelabuhan Parepare.

Secara keseluruhan, BPS mencatat aktivitas ekspor dan impor di Sulsel sepanjang 2016 mengalami penurunan. Total nilai ekspor Sulsel hanya US$1.154,6 juta rentang Januari-Desember 2016. Sedang, periode yang sama pada 2015 tercatat nilai ekspor Sulsel menembus US$1.409,1 juta atau menurun 18,06 persen.

Berbanding lurus dengan ekspor, aktivitas impor Sulsel juga menurun. Total nilai impor Sulsel rentang Januari-Desember 2016 sekitar US$943,67 juta. Sedang, periode yang sama pada 2015 tercatat nilai impor Sulsel sekitar US$843,74 juta atau menurun 10,59 persen.

Sebelumnya, Nursam menyebut penurunan nilai ekspor dan impor Sulsel terjadi karena ekonomi global yang sedang lesu. Kondisi tersebut mempengaruhi nilai ekspor dan impor pada hampir seluruh negara. "Ekonomi global yang buruk berpengaruh pada sektor perdagangan. Semoga saja tahun ini bisa membaik," tutur dia.

Nursam mengimbuhkan negara-negara yang berkontribusi terhadap aktivitas ekspor dan impor Sulsel adalah Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, Singapura, dan Argentina. Untuk ekspor, kata dia, kebanyakan berupa komoditas nikel yang dikirim ke Jepang, sedangkan untuk impor didominasi masuknya mesin dan pesawat mekanik dari Tiongkok.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: