Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Bali Minta Perbankan Sampaikan Rencana Bisnis 2017

OJK Bali Minta Perbankan Sampaikan Rencana Bisnis 2017 Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Denpasar -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta bank umum di wilayah Bali menyampaikan rencana bisnis untuk mengetahui proyeksi pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata tahun 2017.

"Kami surati semua bank untuk mengkompilasi sehingga kami tahu proyeksi pertumbuhan 2017 kas Bali itu berapa banyak," kata Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Nasirwan Ilyas di Denpasar, Senin (23/1/2017).

Menurut dia, mengingat sebagian besar bank umum di Bali berkantor pusat di Jakarta, maka OJK meminta perbankan wilayah untuk menyampaikan penjabaran rencana bisnis di daerah berdasarkan perencanaan pusat.

"Masing-masing kantor wilayah ada 'breakdown' (penjabaran) dari kantor pusat. Itu yang kami minta, sekarang masih dalam tahap pengumpulan," imbuhnya.

Sementara itu untuk dua bank yang berkantor pusat di Bali yakni BPD Bali dan Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap), rencana bisnis bank telah disetorkan kepada OJK.

"Kami sudah masuk dalam tahap diskusi intern, kalau ada yang terlalu tinggi, kami minta turunkan tetapi kalau ada yang terlalu rendah kami minta naikkan karena itu bagian dari pengawasan kami," ucapnya.

Dengan belum rampungnya kompilasi dari perbankan yang berkantor pusat di luar Bali maka, lanjut dia, pihaknya belum bisa menentukan proyeksi ekonomi daerah.

Meski demikian, prospek ekonomi Bali, lanjut Nasirwan, masih berkaca dari ekonomi nasional dengan kekhasan ekonomi Pulau Dewata yang bertumpu pada sektor pariwisata dengan tingkat literasi keuangan yang tergolong tinggi.

Pilihan penempatan dana dari masyarakat di Bali juga beragam tidak hanya investasi dalam bentuk deposito dan tabungan tetapi juga ke pasar modal dan surat berharga.

"Dana pihak ketiga di Bali lebih rendah dari nasional mungkin dipengruhi tingkat literasi. Pilihan orang investasi tidak hanya deposito dan tabungan tetapi juga ke pasar modal atau surat berharga lain itu lebih tinggi," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: