Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelemahan Permintaan Buat Marketing Sales Intiland Turun 13% di 2016

Pelemahan Permintaan Buat Marketing Sales Intiland Turun 13% di 2016 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Intiland Development Tbk (DILD) sepanjang tahun 2016 lalu membukukan angka prapenjualan marketing sales sebesar Rp1,63 triliun. Nilai pencapaian tersebut lebih rendah 13 persen dibandingkan perolehan tahun 2015 yang mencapai Rp1,87 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengungkapkan bahwa selain akibat melemahnya kondisi pasar, tertundanya peluncuran dua proyek baru turut menjadi faktor utama yang menekan kinerja penjualan.

Kontribusi terbesar marketing sales 2016 berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan yang memberikan kontribusi sebesar Rp648 miliar atau setara 40 persen dari total pencapaian. Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan mixed-use dan high rise dengan kontribusi sebesar Rp590 miliar atau setara 36 persen.

Segmen pengembangan kawasan industri berkontribusi sebesar Rp81 miliar atau lima persen dari total. Sebesar Rp313 miliar atau 19 persen dari total nilai marketing sales diperoleh dari segmen properti investasi yang terdiri dari penyewaan perkantoran, ritel, fasilitas, pergudangan dan industri, pengelolaan lapangan golf, serta sarana olah raga.

Archied mengungkapkan bahwa berdasarkan tipenya, pendapatan pengembangan (development income) masih menjadi kontributor marketing sales terbesar dengan pencapaian Rp1,31 triliun atau 81 persen dari keseluruhan. Sementara kontribusi pendapatan berkelanjutan (recurring income) tercatat mencapai Rp313 miliar atau 19 persen.

"Segmen properti investasi yang merupakan sumber pendapatan berulang naik 23 persen dibanding tahun lalu, terutama disebabkan beroperasinya perkantoran South Quarter. Kami akan terus meningkatkan kontribusi pendapatan berulang karena memberikan stabilitas bagi operasional dan pertumbuhan perusahaan," kata Archied dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Selesainya proyek perkantoran sewa South Quarter dan penyewaan fasilitas bangunan pabrik standar (standard factory building) di kawasan Ngoro Industrial Park menjadi faktor pendorong meningkatkan kontribusi pendapatan berulang.

Segmen lainnya yang relatif membukukan kinerja bagus yakni pengembangan kawasan perumahan. Segmen ini membukukan peningkatan marketing sales sebesar 22 persen dari Rp530 miliar di 2015 menjadi Rp648 miliar di tahun 2016. Peningkatan ini terutama ditopang oleh penjualan unit-unit rumah di kawasan Graha Natura di Surabaya dan Serenia Hills di Jakarta Selatan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: