Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Minta Petani Optimalkan Irigasi Air Permukaan

Kementan Minta Petani Optimalkan Irigasi Air Permukaan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para petani untuk mengoptimalkan irigasi air permukaan. Hal ini guna menggenjot produksi pangan di musim kemarau.

Direktur Irigasi Pertanian Kementan Tunggul Iman Panudju mengakui bahwa saat ini tak banyak petani di sentra produksi pertanian yang menggunakan irigasi air permukaan dalam mendorong produksi pangan mereka. Rendahnya ketersediaan air di musim kemarau seharusnya membuat petani bisa memanfaatkan sumber air permukaan melalui perpipaan dan perpompaan.

"Pemanfaatan air permukaan misalnya dengan irigasi perpipaan dengan sistem gravitasi yang pendistribusiannya menggunakan pipa. Selain itu bisa juga melalui irigasi perpompaan yang menggunakan pompa air dengan pendistribusian melalui saluran terbuka dan tertutup. Kedua sistem irigasi ini juga bisa dikombinasikan penggunaannya," ujar Tunggul dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (28/1/2017).

Menurut dia, penyediaan air sebagai suplesi air irigasi untuk pertanian khususnya areal di luar sistem irigasi teknis dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber air yang berasal dari sungai, mata air, danau, embung, dan sumber air lainnya. Pada 2016 sendiri pengembangan irigasi perpipaan dan perpompaan sudah sebanyak 1.529 unit di Indonesia.

Upaya tersebut banyak dilakukan pada lahan-lahan kering atau tadah hujan yang memiliki indeks pertanaman (IP) 100 sehingga nantinya IP akan meningkat menjadi 200. Syaratnya, harus dekat dengan sumber air.

"Pemanfaatan air permukaan tersebut semata-mata dalam rangka mendukung peningkatan produksi pangan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani," tegasnya.

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, merupakan salah satu daerah yang sudah mengembangkan irigasi perpipaan dan perpompaan untuk peningkatan produksi tanaman pangan. Kegiatan irigasi perpipaan yang dilaksanakan pada lahan rawa lebak dengan memanfaatkan sumber air dari anakan sungai Musi.

"Dipompa dengan lima unit pompa dan ditampung dalam tower. Selanjutnya didistribusikan dengan pipa delapan inchi dan di ujung pipa dipakaikan keran," papar Tunggul.

Potensi luas sawah tersebut sebesar 5.000 hektare (ha) dengan dibangun irigasi perpipaan dan perpompaan sebesar 1.867 ha. Lahan yang awalnya hanya bisa ditanami setahun sekali (IP 100) kini dapat ditanami padi dua tahun sekali (IP 200).

"Wilayah lain yang juga melakukan itu adalah Kelompok Tani Bina Rawa, Desa Jaro, Kecamatan Jaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. Luas lahan yang dialiri seluas 54 ha dengan sumber air Sungai Liuk kini sudah bisa ditanami padi sebanyak dua kali dalam setahun. Padahal awalnya juga hanya bisa sekali tanam padi dalam setahun," tutup Tunggul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: