Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Under Armour Merosot Usai Laporan Penurunan Laba

Saham Under Armour Merosot Usai Laporan Penurunan Laba Kredit Foto: Baltimoresun.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham Under Armour kehilangan seperempat dari nilainya setelah melaporkan penjualan dan laba yang meleset dari perkiraan. Perusahaan pakaian dan aksesoris olahraga asal Amerika Serikat tersebut memprediksi pendapatan tahun ini juga akan berada di bawah perkiraan analis.
?
Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (2/2/2017), Under Armour membukukan kenaikan pendapatan sebesar 12 persen menjadi US$ 1,31 miliar dalam tiga bulan terakhir tahun 2016. Namun, angka tersebut menandakan pertumbuhan paling lambat selama delapan tahun.
?
Sementara, laba perusahaan turun menjadi US$ 104 miliar dari perolehan US$ 105,6 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Saat pertemuan dengan para investor, pendiri sekaligus CEO Under Armour Kevin Plank mengatakan bahwa perusahaan perlu "menjadi lebih modis".
?
Untuk tahun 2017, perusahaan memprediksi kenaikan pendapatan antara 11 persen dan 12 persen mencapai hampir US$ 5,4 miliar, namun proyeksi pendapatan tersebut masih di bawah perkiraan pasar yang mencapai lebih dari US$ 6 miliar.
?
Perusahaan yang mensponsori bintang tenis Inggris Andy Murray tersebut juga mengatakan direktur keuangannya mengundurkan diri karena alasan pribadi. Saham Under Armour merosot 23 persen menjadi US$ 19,22 terkait berita tersebut. Hal ini merupakan penurunan terbesar dalam sembilan tahun terakhir, yang menyebabkan hilangnya kapitalisasi pasar lebih dari US$ 3 miliar.
?
Dow Jones turun 107 poin, atau 0,5 persen pada level 19.864 pada penutupan perdagangan di Wall Street. Sementara itu, Indeks S & P 500 turun 2 poin ke 2.279, sedangkan Nasdaq ditarik naik dari kerugian sebelumnya dengan kenaikan 1 poin pada level 5.615.
?
Saham-saham di bursa Wall Street pada Rabu (1/2) ditutup lebih rendah dengan turunnya saham Under Armour dan saham UPS yang merosot sebesar 6,75 persen. Perusahaan jasa pengiriman AS tersebut mengumumkan proyeksi laba setahun penuh yang berada di bawah ekspektasi pasar akibat terkena dampak dari penguatan kurs dolar.
?
Sementara itu, saham di sektor kesehatan mencetak kenaikan terbesar setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia akan memangkas pajak dan regulasi dalam pertemuan dengan para bos perusahaan farmasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: