Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Properti di Sulsel Kian Mahal

Harga Properti di Sulsel Kian Mahal Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Harga properti primer maupun sekunder di Sulsel dari tahun ke tahun semakin mahal. Hal tersebut tercermin dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan IV 2016 yang mengalami peningkatan. Berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI), Indeks Harga Properti Residencial (IHPR) meningkat sebesar 0,16 persen (qtq).

"Secara tahunan, pertumbuhannya 1,69 persen (yoy). IHPR tipe kecil, menengah dan besar tumbuh masing-masing 2,79 persen (yoy); 2,02 persen (yoy) dan 0,26 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel, Wiwiek Sisto Widayat, di Makassar, Jumat, (3/2/2017).

Berdasarkan survei BI, harga rumah termahal berada di Makassar Barat. Pada 2014, harga rumah tipe menengah di kawasan tersebut berkisar Rp1,5 miliar dan melonjak menjadi Rp2 miliar pada 2016. Adapun rumah tipe menengah atas di Makassar Barat melonjak dari Rp8 miliar menjadi Rp10 miliar.

Wiwiek menyebut harga rumah termurah berada di Makassar Utara yang perkembangan cenderung stabil. Untuk tipe menengah harganya berkisar Rp500 juta dan tipe menengah atas berkisar lebih dari Rp1 miliar. Sedang, rumah tipe kecil harganya berkisar Rp140-400 juta.

Menurut Wiwiek, kenaikan harga rumah tersebut sejalan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan rumah. Belum lagi harga lahan di ibu kota provinsi yang memang semakin meroket. Tidak hanya itu, kenaikan tarif listrik juga turut mempengaruhi harga properti jadi.

Lebih jauh, Wiwiek mengatakan kenaikan harga properti juga terjadi di pasar sekunder alias rumah bekas. SHPR sekunder menunjukkan peningkatan pada tipe menengah dan tipe menengah, masing-masing 0,11 persen (qtq) dan 0,32 persen (qtq).

"Secara tahunan, harga rumah tipe menengah meningkat 5,35 persen (yoy) dan rumah tipe menengah atas relatif tetap," tutur Wiwiek.

BI memproyeksikan pertumbuhan properti di Sulsel pada 2017 akan membaik. Pemicunya, menurut Wiwiek, kebijakan penyederhanaan regulasi pajak bagi pengembang kawasan perumahan dan pelonggaran Loan to Value yang baru dirasakan dampaknya pada tahun ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: