Pencopotan Direksi Pertamina, Presiden FSPPB: Sangat Mengecewakan!

Pemberhentian Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Dirut Ahmad Bambang dari jabatannya dinilai sangat mengecewakan, hal ini dilihat dari sisi kinerja Pertamina yang berhasil meraup profit hampir Rp40 T hingga mampu melampuai profit dari raksasa Migas yaitu Petronas.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, Noviandri mengatakan, "Kalau kinerja direksi jelek tentunya wajar bila di copot, bahkan FSPPB lah yang bakal mengusulkan ke pemerintah," katanya dalam pers rilis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Lebih lanjut Noviandi memaparkan, Kalau soal "Matahari kembar " di Pertamina itu tidak bisa salahkan Dirut dan Wadirut saja, "sebab mereka tentunya punya tugas masing-masing yang harus di selesaikan, tanggung jawab ini juga ada di Komisaris karena dengan adanya posisi Wadirut secara operasional tentu tidak terhindarkan," Jelasnya.

Ia berharap, untuk masa kedepan tidak perlu lagi ada jabatan Wadirut.

"Karena keputusan pencopotan ini memang hak dari pemegang saham (Pemerintah) tapi tentunya tidak bisa dilakukan dengan sewenang-wenang," Tambahnya.

Selain itu, Noviandri menilai keputusan tersebut merupakan sebuah langkah besar untuk menjadikan Pertamina sebagai andalan pemerintah dalam mendukung APBN baik dari sisi pajak maupun deviden. "Jangan sampai langkah ini ditunggangi oleh agenda politik sehingga membuat Pertamina terbebanani untuk berkembang." Tegasnya.

Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menyatakan, siapa pun Direktur Utama Pertamina nantinya harus mampu membawa Pertamina lebih baik dan bebas dari anasir partai politik maupun kegiatan politik. "Tantangan penyediaan BBM ke masyarakat kedepan semakin berat, dan Pertamina harus fokus sehingga ini terlaksana dengan baik." Tutupnya.