Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Defisit Transaksi Berjalan Triwulan IV 2016 0,8% dari PDB

Defisit Transaksi Berjalan Triwulan IV 2016 0,8% dari PDB Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan defisit transaksi berjalan pada triwulan IV 2016 menurun sejalan dengan perbaikan perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia.

Tercatat, defisit transaksi berjalan triwulan IV 2016 sebesar US$1,8 miliar (0,8% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar US$4,7 miliar (1,9% dari PDB). Hal ini ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan pendapatan primer.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, surplus neraca perdagangan barang tercatat meningkat didorong oleh peningkatan ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi negara-negara mitra dagang dan meningkatnya harga komoditas global. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer menurun mengikuti jadwal pembayaran bunga surat utang pemerintah yang lebih rendah.

"Kinerja transaksi berjalan triwulan IV 2016 juga lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang mencatat defisit sebesar US$4,7 miliar (2,2% dari PDB) karena meningkatnya surplus neraca perdagangan barang dan menurunnya defisit neraca perdagangan jasa," ujar dia di Jakarta, Jumat (10/2/2017).

Lebih jauh katanya, transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2016 mencatat surplus yang cukup besar dan melampaui defisit transaksi berjalan. Surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV 2016 tercatat sebesar US$6,8 miliar, terutama bersumber dari surplus investasi lainnya sejalan dengan berlanjutnya repatriasi dana tax amnesty. Namun, surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan III 2016.

"Lebih rendahnya surplus di triwulan IV 2016 disebabkan oleh defisit investasi portofolio sebagai dampak keluarnya dana asing dari saham domestik dan SUN rupiah pasca-pengumuman Pemilu Presiden AS, serta surplus investasi langsung yang juga lebih rendah karena dipengaruhi outflow di sektor pertambangan," pungkasnya.

Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2016 mencatat surplus sebesar US$4,5 miliar. Surplus NPI triwulan IV 2016 tersebut pada gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan devisa menjadi sebesar US$116,4 miliar pada akhir triwulan IV 2016, lebih tinggi dari US$115,7 miliar pada akhir triwulan III 2016 atau bila dibandingkan periode akhir triwulan IV 2015 yang sebesar US$105,9 miliar.

Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: