Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkah Kue Tali-tali, Yusuf Mampu Sekolahkan Lima Anak

Berkah Kue Tali-tali, Yusuf Mampu Sekolahkan Lima Anak Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Yusuf Toro (55) hanya mengenyam pendidikan hingga bangku kelas III SD. Selepas itu, pria asal Kabupaten Sinjai tersebut merantau ke Kota Makassar untuk bekerja. Peruntungannya berubah setelah memutuskan berbisnis kue otere alias kue tali-tali. Berkah dari usaha kue tradisional itu pula yang mengantarkan kelima anaknya mengenyam pendidikan hingga ke jenjang SMA dan perguruan tinggi.

Putra ketiga Yusuf, Zubair (26), mengaku temali kehidupan keluarganya sangat bergantung pada bisnis kue tali-tali. Pasang surut usaha kue tradisional itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Disyukurinya selama 30 tahun sang ayah menggeluti bisnis tersebut, keluarganya dan sekitar 10 karyawan kue tali-tali yang diberi merek Cap Jempol bisa hidup layak.

"Usaha inilah yang menghidupi kami, termasuk menyekolahkan saya dan saudara-saudara saya hingga kuliah," kata Zubair didampingi ibunya, Elsa (50) di rumah sekaligus lokasi usaha kue tali-tali di Jalan Masjid Jabal Nur, Kelurahan Maccini Raya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulsel, Sabtu, (11/2/2017).

Bisnis kue tali-tali yang dirintis keluarganya sejak 1980-an itu memang berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Produksi cemilan yang enak disantap bersama teh atau kopi ini meningkat dua kali lipat, dari 20 bal menjadi 50 bal per hari. Omzetnya pun naik tajam mencapai Rp60-80 juta per bulan. Padahal, bisnis ini dimulai sang ayah hanya dengan modal tabungan sebesar Rp1.000.

Zubair mengimbuhkan untuk memastikan bisnis kue tali-tali berkelanjutan, ia dan saudara-saudaranya turut terjun untuk membantu orangtuanya. Zubair sendiri fokus ke manajemen dan pemasaran. Lalu, ada pula saudaranya yang ikut membantu proses produksi. "Tapi, usaha ini masih sangat bertumpu ke bapak," ucapnya sembari menyebut sang ayah tengah ke luar daerah.

Pemasaran kue tali-tali ini memang masih berfokus ke 23 kabupaten/kota lingkup Sulsel. Zubair mengaku belum memasarkan produknya ke luar provinsi lantaran masih terkendala akses dan jaringan kemitraan. Selain itu, diakuinya kemasan produknya belum menjual untuk dipasarkan secara online. Toh begitu, rencana pengembangan telah dipikirkan sedari sekarang.

Zubair mengatakan selain pemasaran online menggunakan media sosial, seperti Facebook dan Twitter, pihaknya berencana membuat website sendiri. Lalu, pemasaran menggunakan situs jual beli online, seperti Bukalapak dan Tokopedia pun diliriknya. Direncanakannya pula untuk bekerja sama dengan outlet alias toko oleh-oleh di Kota Daeng.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: