Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membangun Social Enterprise Berbasis Kedaerahan

Membangun Social Enterprise Berbasis Kedaerahan Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melihat seluruh program yang telah dan akan dijalankan, Goris Mustaqim dan tim Yayasan Asgar Muda percaya bahwa intelektualitas, pengetahuan, dan pengalaman saja tidak cukup untuk berjuang membangun desa. Diperlukan tindakan nyata di lapangan dengan berjejaring, berkomunikasi, dan bekerja. Berjejaring menjadi sangat penting karena cita-cita besar tidak akan pernah dicapai jika seorang diri. Dampak tidak akan mungkin diperbesar tanpa kerja sama dengan berbagai pihak.

Setelah mengevaluasi perjalanan perjuangan sejak 2007 sampai dengan 2009, ditemukan bahwa setiap program pada masing-masing pilar kegiatan mengandung irisan dalam hal elemen masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat. Akhirnya, muncul gagasan untuk menyatukan dan menyinergikan seluruh pemegang kepentingan untuk melangkah bersama dan memberikan solusi sesuai dengan peran masing-masing agar cita-cita membangun Garut sampai bisa menjadi lokomotif pembangunan bangsa bisa diwujudkan.

Hal inilah yang melatarbelakangi penyelenggaraan Garut Summit oleh Asgar Muda. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pakar berbagai bidang, komunitas, pemerintah, dan pemuda ini lahirlah kesepakatan bersama dalam bentuk Piagam Garut Summit. Piagam ini berisi rancangan pola pembangunan Garut selama lima tahun yang telah ditandatangani oleh perwakilan setiap pihak yang datang.

Selain melahirkan Piagam Garut Summit, acara puncak dilakukan dengan menyelenggarakan Gelar Garut Summit yang merupakan ajang seni budaya dan wadah UKM-UKM Garut mempromosikan produk kreatif mereka.

Dalam mengembangkan Garut ke depan, Goris akan tetap mengelola Asgar Muda sebagai sebuah social enterprise dengan pola hibrid. Sumber pendapatan lembaga berasal dari gabungan antara sumber dana sosial (seperti donasi, zakat, infak, sedekah, dan dana CSR) serta dana komersial yang terutama berasal dari kegiatan bisnis di bawah Asgar Muda (seperti budidaya pohon dan akar wangi).

Pengalaman mendirikan dan memimpin Asgar Muda telah membawa Goris berkeliling Indonesia dan dunia. Pada tahun 2010 ia merupakan satu dari 10 delegasi Indonesia yang diundang oleh Presiden Barrack Obama untuk menghadiri Presidential Summit on Entrepreneurship di Washington DC. Pada tahun 2013 ia menjadi salah satu narasumber dalam World Islamic Economic Forum di London.

Saat ini ia masih terus aktif mengembangkan Asgar Muda dengan kebanggaan akan identitas dirinya sebagai pemuda daerah asli Garut. Harapannya cukup sederhana.

"Semoga Asgar Muda semakin banyak menginspirasi kreatipitas pemuda daerah lain untuk berinopasi membangun social enterprise berbasis kedaerahan. Jadi, dalam jangka panjang dapat tercatat telah berkontribusi dalam pembangunan Indonesia yang lebih baik. Dengan demikian, cita-cita menjadikan Garut sebagai lokomotip pembangunan bangsa dapat tercapai," demikian ucap Goris dengan aksen Garut yang ia banggakan.

Sumber: Buku?Berani Jadi Wirausaha Sosial?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: