Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memberdayakan Petani Melalui Edukasi dan Kemitraan Setara

Memberdayakan Petani Melalui Edukasi dan Kemitraan Setara Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengalaman Helianti Hilman dan PT Kampung Kearifan Indonesia (KKI) blusukan dan bermitra dengan petani membuatnya menyimpulkan bahwa di tingkat akar rumput petani lebih menghargai informasi daripada bantuan dana. Informasi dan edukasi yang diberikan oleh KKI memicu lahirnya pemimpin-pemimpin lokal (local champion) yang dapat berperan sebagai social entrepreneur bidang pertanian tingkat lokal. Informasi dan edukasi juga membuat petani khususnya petani muda mampu berinovasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Perlahan tapi pasti, KKI berhasil mencetak effective problem solver dan entrepreneur farmer yang mengaplikasikan ilmu manajemen dan prinsip bisnis terkini dengan tetap memegang kearifan lokal yang sudah terbukti efektif dalam merawat kekayaan bumi Nusantara berabad-abad lamanya.

Selain memberikan edukasi bidang manajemen dan penyusunan rencana bisnis (business plan), KKI juga memberikan pendampingan teknis dan teknologi bagi mitra petaninya, serta secara berkesinambungan terus membangun mental wirausaha petani.

"Kalau mau survive, ya, harus jualan. Kalau mau jualan laris, ya, harus membuat produk dengan very high quality dan kreatif," ujar Helianti mantap.

Baginya, petani harus dididik sebagai wirausaha yang bermental baja, bukan bermental lemah yang senang mengejar bantuan berupa dana gratis. Ia juga ingin mendidik petani agar dapat memandang produk pertanian bukan sekadar bahan pangan melainkan sebuah karya seni yang dibuat dengan hati dan kerja keras sehingga patut diapresiasi selayaknya karya seni.

Selain melestarikan keragaman hayati lokal, melalui KKI, Helianti juga ingin mewujudkan cita-citanya mengembalikan kebanggaan dan harga diri (pride and dignity) profesi petani. Salah satu cara yang mereka lakukan untuk membangun harga diri petani adalah dengan membawa petani unggulan ke pameran produk KKI di luar negeri. Hal ini dilakukan KKI karena profesi petani jauh lebih dihargai di luar negeri dibandingkan di Indonesia.

Di samping itu, KKI juga memperlakukan para petani sebagai mitra setara untuk berdiskusi. Misalnya dalam memutuskan harga, para petani diajak berdiskusi. KKI sangat terbuka dengan biaya dan margin yang diinginkan petani. Harga hanya akan diputuskan jika seluruh pihak setuju. Dengan demikian, petani merasa menjadi bagian dari kemitraan.

Konsep kemitraan KKI juga mencakup pelibatan petani dalam proses pascapanen, yaitu proses pemberian nilai tambah pada produk. Keterlibatan tersebut secara otomatis membuat para petani merasa peduli terhadap kualitas produk mereka. Mereka akan turun sendiri ke lapangan untuk memastikan terciptanya produk berkualitas tinggi. Diskusi untuk memecahkan masalah juga merupakan bagian dari kemitraan tersebut. Melalui dialog bersama terjadi proses berbagi pengetahuan yang menciptakan perbedaan signifikan.

Kini lebih dari 700 komunitas lokal atau 50 ribu petani dari seluruh Indonesia berada di bawah naungan KKI. Mereka memproduksi 640 jenis produk pangan premium yang dikemas secara apik dalam merek Javara.

Sumber: Buku?Berani Jadi Wirausaha Sosial?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: