Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wih, Sulsel Surplus 2,6 Juta Ton Beras

Wih, Sulsel Surplus 2,6 Juta Ton Beras Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Sulsel, Fitriani, menyatakan pihaknya terus memacu produksi tanaman padi di daerahnya. Sejauh ini, Sulsel mengalami surplus beras sebesar 2,6 juta ton dari total produksi gabah kering giling alias GKG sebesar 5,8 juta ton atau setara 3,6 juta ton beras sepanjang 2016.
Fitriani menuturkan Sulsel sebagai daerah lumbung pangan berupaya memenuhi kebutuhan pasokan beras untuk sejumlah daerah di Indonesia. "Daerah kita kan surplus 2,6 juta ton beras dan itulah yang kemudian diantarpulaukan. Sulsel sudah mengantarpulaukan beras ke-22 provinsi di Indonesia," kata Fitriani, saat pemaparan program kerja di Kantor Gubernur Sulsel, Senin, (13/2/2017).
Fitriani menerangkan pihaknya menargetkan produksi GKG menembus 6,2 juta ton pada tahun ini. Guna merealisasikan target tersebut, pihaknya berencana mencetak sekitar 2.500 hektar sawah baru. Dalam lima tahun terakhir, Sulsel mencetak sekitar 30 ribu hingga 40 ribu sawah baru yang tersebar di 24 kabupaten/kota. Adapun lahan baku untuk tanaman padi di Sulsel mencapai 643 ribu hektar.
Menurut Fitriani, untuk pengelolaan produksi tanaman serelia, pihaknya telah memfasilitasi penerapan budidaya padi organik di 13 kabupaten. Adapun budidaya padi inbrida dan hibrida tersebar di 22 kabupaten/kota. "Kami juga memilih program peningkatan penyuluhan dan pelatihan pertanian," tutur dia.
Fitriani memaparkan program strategis lain pada tahun ini yakni mewujudkan Sulsel sebagai pilar utama penyedia pangan nasional berkelanjutan dan berdaya saing. Seperti, program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat. Meliputi, Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Toko Tani Indonesia dan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan.
"Kami juga memprogramkan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Meliputi, pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi, pengelolaan produksi tanaman serelia, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil tanaman pangan," terang dia.
Program lainnya, menurut Fitriani adalah peningkatan produksi dan nilai tambah hortikultura. Seperti, pengembangan sistem perbenihan hortikultura yang terdiri dari produksi benih bawang merah sebanyak 12 ribu kilogram, dan sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura sebanyak 44 unit.?
Disamping itu, ada peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat, peningkatan produksi buah dan florikultura, dan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.?"Tahun ini, penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian serta peningkatan dan pelatihan pertanian, juga menjadi program prioritas kami," pungkasnya.?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: