Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenperin Dorong Percepatan Realisasi Investasi Industri Petrokimia

Kemenperin Dorong Percepatan Realisasi Investasi Industri Petrokimia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk ?segera merealisasikan investasinya guna memenuhi kebutuhan bahan baku di dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.

"Jadi, awalnya Chandra Asri mau selesai bangun pabriknya itu tahun 2026, tetapi kami minta tahun 2021 sudah bisa beroperasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin kemarin (13/2/2017).

Ia mengatakan industri petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia tersebut akan menggelontorkan dana sebesar US$6 miliar atau Rp80 triliun untuk peningkatan kapasitas produksi. "Saat ini kapasitas kita untuk menghasilkan cracker hanya 900 ribu ton per tahun, sedangkan Singapura 3,8 juta ton dan Thailand 5 juta ton," tambahnya.

Dalam mendukung terlaksananya ekspansi itu, Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi perusahaan dengan kode saham TPIA tersebut untuk memperoleh insentif fiskal seperti tax allowance atau tax holiday. "Berarti investasinya perlu dimulai tahun ini," ujarnya.

Di samping itu, lanjut dia, pemerintah bakal memberlakukan bea masuk safeguard apabila terjadi banjir impor produk sejenis akibat dumping dari negara asalnya. Tindakan ini menjadi salah satu bentuk perlindungan bagi industri dalam negeri. "Kita harus bisa lebih berani, biar fair trade," tegasnya.

Sementara itu Vice President Corporate Relations PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suhat Miyarso menjelaskan sebagai tahap pertama di tahun 2017, perseroan akan menanamkan investasi sebesar US$150 juta. "Kami akan menambah kapasitas betadiene sebanyak 50 ribu ton per tahun dan polietilene 400 ribu ton per tahun," katanya.

Suhat mengatakan penambahan kapasitas produksi tersebut difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Misalnya, kebutuhan untuk ethylene tahun ini sebanyak dua juta ton per tahun, sedangkan yang baru bisa dipenuhi dari dalam negeri sebanyak 860 ribu ton atau sekitar 40%," ungkapnya.

Sebagai satu-satunya produsen lokal naphtha cracker, Chandra Asri optimis bisa memasok permintaan pasar lokal. "Fasilitas baru nanti diproyeksikan dapat menghasilkan sebanyak 1,8 juta ton per tahun atau dua kali lipat dari kapasitas produksi saat ini sebesar 900 ribu ton per tahun. Sementara, kebutuhan dalam negeri sekitar 1,6 juta ton per tahun," ungkapnya.

Perusahaan yang memiliki fasilitas penunjang di Cilegon dan Serang, Banten, ini menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektronik, dan lain-lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: