PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) harus rela kinerja keuangannya mengalami penurunan tajam di 2016 lalu. Hal tersebut terlihat dari jumlah kredit perseroan yang dihapus bukukan atau write off yang mencapai kisaran Rp50 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa pada tahun lalu perseroan melakukan penghapusan buku atau write off senilai Rp50 triliun. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) perusahaan tetap rendah. Alih-alih menjaga NPL, rasio NPL (gross) perseroan justru tetap membumbung, bahkan menyentuh angka 4%.
"Meskipun sudah kami lakukan hapus buku, tetapi penagihan tetap kami lakukan. Setiap tahunnya kami targetkan sekitar Rp3 triliun hingga Rp5 triliun dana yang sudah di-write off bisa masuk kembali," katanya di Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Di samping itu, perseroan juga melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp47 triliun. Kartika menambahkan rata-rata restrukturisasi dilakukan untuk kredit yang disalurkan ke sektor komoditas dan komersial. Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala Mansyuri menambahkan rasio nonperforming loan (NPL) di sektor komersial mencapai 9%.
"Awalnya memang di komoditas, kemudian melebar ke sektor komersial karena kebanyakan debitur hanya punya single revenue source. Jadi, begitu terkena dampak perlambatan ekonomi performance pembayarannya juga berdampak," tutup Kartika.
Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement