Tiongkok Masih Negara Tujuan Ekspor Kedua Sumut

Nilai ekspor Sumut ke Tiongkok pada 2016 menempati kedua terbesar atau 11,11 persen setelah ke Amerika Serikat yang persentasenya 11,54 persen.

"Nilai ekspor Sumut ke Tiongkok pada 2016 sebesar 862,211 juta dolar AS atau 11,11 persen dari total ekspor Sumut senilai 7,762 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistk (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Selasa (14/2/2017).

Dia menyebutkan, nilai ekspor Sumut ke RRT cenderung meningkat setiap tahun, antara lain dipicu ekspor minyak sawit mentah (CPO), dan produk turunannya, serta produk kimia, karet dan pulp atau bubur kertas.

Mengenai CPO dan produk turunannya, Tiongkok termasuk pasar terbesar Sumut setelah India.

Nilai ekspor kelompok lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada CPO Sumut ke RRT pada 2016 mencapai 332,203 juta dolar AS.

Sementara produk kimia tercatat sebesar 181,192 juta dolar AS dan karet 99,508 juta dolar AS.

"Yang semakin menyenangkan, selain ekspor Sumut ke RRT meningkat 1,91 persen, neraca perdagangan Sumut dengan RRT juga masih surplus," katanya.

Ketua Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang, mengakui, permintaan ekspor CPO dan produk turunannya ke berbagai negara semakin meningkat.

"Memang ada fluktuasi ekspor, namun penyebabnya adalah krisis global, sementara kebutuhan dunia atas CPO masih sangat besar," katanya.

Setia Dharma Sebayang menyatakan, pasar ekspor terbesar CPO dan produk turunannya antara lain ke Tiongkok, India, Amerika Serikat, Uni Eropa dan bahkan Jepang.

"Potensi pasar ekspor CPO ke RRT juga semakin besar karena jumlah penduduknya banyak dan tren perekonomiannya membaik," katanya. (Ant)