Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPPHLHK Sulawesi Selamatkan Miliaran Rupiah dari Kawasan Hutan

BPPHLHK Sulawesi Selamatkan Miliaran Rupiah dari Kawasan Hutan Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) Sulawesi Muhammad Nur merilis pengungkapan kasus pembalakan hutan secara liar alias illegal logging dalam empat bulan terakhir. Tercatat, lima kasus pembalakan liar hingga peredaran kayu tanpa izin yang diungkap. Dari kelima kasus tersebut, BPPHLHK Sulawesi mengklaim menyelamatkan miliaran rupiah uang negara dari kawasan hutan.

Berdasarkan data BPPHLHK Sulawesi, lima kasus tersebut tersebar di Sulut (dua kasus), Sulteng (satu kasus ), dan Sulsel (dua kasus). Adapun, untuk tiga provinsi lain di Sulawesi belum ada pengungkapan kasus sejauh ini.

"Volume kayu ilegal itu totalnya berkisar 500 kubik. Dari situ, setidaknya kita sudah menyelamatkan miliaran rupiah dari kawasan hutan," kata Nur saat menggelar press conference di Kota Makassar, Rabu (15/2/2017).

Kasus terakhir yang diungkap polisi hutan alias SPORC dari BPPHLHK yakni penyitaan ratusan kayu ilegal asal Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sultra, yang diamankan di daerah Maccopa, Kabupaten Maros, Sulsel, Rabu, 15 Februari.

Kayu ilegal dengan volume mencapai 30 kubik itu diduga berasal dari kawasan hutan dan tidak mengantongi dokumen resmi. Sopir truk pengangkut kayu membawa dokumen yang setelah ditelusuri ternyata bodong.

Nur mengimbuhkan bahwa dari lima kasus tersebut, setidaknya ada dua kasus yang sudah memasuki babak baru di antaraya kasus di Manado (Sulut) yang sudah masuk ke tahap peradilan dan kasus di Palu (Sulteng) yang berkasnya telah lengkap dan segera dilimpahkan.

"Barang bukti untuk kasus-kasus yang sudah P-21 telah disita dan hasilnya masuk sebagai pendapatan negara bukan pajak," ucap dia.

Lebih jauh, Nur mengatakan untuk tahun ini pihaknya telah memetakan daerah-daerah di Sulawesi yang memiliki potensi pembalakan liar dan perambahan hutan. Khusus untuk pembalakan liar, pihaknya menaruh atensi terhadap kawasan hutan di Morowali, Sulteng. Selain itu, ada pula daerah Buton, Sultra yang disebutnya cukup rawan.

"Tahun ini kami targetkan melakukan operasi untuk daerah-daerah yang ditengarai cukup tinggi aktivitas pembalakan liarnya, seperti di Morowali dan Buton," tutur dia.

Sedang untuk perambahan hutan, Nur menyebut Sulsel merupakan daerah yang amat rawan. Bahkan, perambahan hutan yang diubah menjadi kebun terjadi secara sporadis di beberapa kabupaten/kota di antaranya yakni Lutim, Pinrang, Sinjai, Gowa, dan Jeneponto.

"Kami upayakan untuk menuntaskan kasus-kasus itu pada tahun ini juga," pungkas Nur.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: