Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Bank Dunia Sebut Pendidikan Jadi Bahan Bakar Pertumbuhan

Presiden Bank Dunia Sebut Pendidikan Jadi Bahan Bakar Pertumbuhan Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim mengingatkan bahwa pendidikan adalah bahan bakar untuk mendorong pertumbuhan perekonomian di berbagai negara sehingga pihak swasta dan pemerintah juga harus bekerja sama meningkatkan kualitas pendidikan.

"Saat kami mengejar sasaran pembangunan, sembari membangun masyarakat yang tumbuh dan berkembang, sektor swasta dan pemerintah harus bekerja bersama-sama. Jika sektor swasta adalah mesin pertumbuhan, dan pemerintah adalah pengemudinya, maka pendidikan adalah bahan bakar yang menjalankan mesinnya," kata Kim dalam rilis, Kamis (16/2/2017).

Kim mencontohkan Korea Selatan yang merupakan negara tempatnya dilahirkan. Di Korsel, segera setelah Perang Korea tahun 1950-an, ditemukan sebanyak 78 persen warga di sana ketika itu dalam kondisi buta huruf. Selain itu, ujar dia, tingkat penghasilan per kapita di Korsel pada tahun 1970 juta masih sekitar 200 dolar AS.

Namun, lanjutnya, Korsel kemudian menyadari bahwa pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk keluar dari kesengsaraan kondisi ekonomi sehingga pemerintah berfokus memperbaharui sekolah dan berkomitmen meningkatkan setiap anak dengan baik.

"Ditambah dengan kebijakan pemerintah yang cerdas dan inovatif serta sektor swasta yang giat, fokus kepada edukasi akhirnya benar-benar menghasilkan," katanuya.

Presiden Bank Dunia mengingatkan bahwa saat ini, Korea Selatan memiliki tingkat melek huruf sebanyak 98 persen, dan negara itu merupakan negara berpenghasilan tinggi dan model bagi kesuksesan pembangunan ekonomi.

Untuk itu, ujar dia, negara-negara lainnya juga perlu berinvestasi sangat besar terutama dalam masa-masa awal karena pengalaman masa kecil awal dinilai memiliki dampak yang mendalam dan berlangsung abadi terhadap pengembangan otak mereka.

Kemudian, lanjutnya, kebijakan yang ada juga seharusnya mengajarkan mengenai ilmu pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan oleh anak-anak untuk dapat beradaptasi di masa depan, terutama mengingat saat ini dunia merupakan tempat yang kerap terus berubah.

"Mereka harus kreatif dan menjadi pemikir kritis yang mengembangkan dahaga kuat untuk mendapatkan pengetahuan dan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi," katanya.

Selanjutnya, dia menyatakan sistem pendidikan yang ada pada saat ini juga harus menyediakan keahlian yang relevan dengan pasar saat ini dan lapangan pekerjaan di masa depan.

Sebelumnya di Indonesia, sejumlah gerai "BI Corner" yang dibangun oleh Bank Indonesia di sejumlah tempat seperti lembaga pendidikan dinilai tidak hanya berfungsi sebagai tempat mencari literatur finansial tetapi juga bisa mendongkrak kualitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"BI Corner tak hanya berfungsi sebagai perpustakaan mini bagi mahasiswa, melainkan juga dapat menjadi sarana inspirasi dan menimba ilmu bagi para pelaku UMKM yang hendak memperdalam ilmu kewirausahaan," kata Asisten Direktur Komunikasi Bank Indonesia Hendra Nazaldi dalam rilis acara peresmian BI Corner di Kampus IPMI International Business School, Kalibata, Jakarta, Selasa (24/1).

Menurut Hendra, bank sentral menargetkan 1.000 gerai BI Corner di seluruh kampus se-Indonesia, sedangkan saat ini sudah lebih dari 100 gerai yang dibangun, salah satunya di kampus IPMI.

Selain untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan Bank Indonesia, Hendra juga menyatakan BI Corner merupakan program sosial dari bank sentral yang bertujuan untuk membantu memecahkan persoalan pendidikan di masyarakat dan menciptakan "Indonesia Cerdas". (Ant)

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: