Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raisa Kantongi Rp1,5 Miliar Per Bulan dari Bisnis Hijab Online

Raisa Kantongi Rp1,5 Miliar Per Bulan dari Bisnis Hijab Online Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kemajuan teknologi informasi kian mempermudah banyak orang menjalankan bisnis. Tidak diperlukannya lahan untuk menjajakan barang yang biasanya ditarif dengan harga sewa yang tinggi dan transaksi yang tidak perlu dilakukan secara langsung membuat bisnis online semakin digandrungi oleh para pebisnis. Hanya dengan modal gambar produk dan jaringan internet, proses jual beli sudah bisa terjadi.

Demikian pula yang dilakukan oleh pebisnis muda Raisa Azmi. Wanita kelahiran Jakarta 13 Februari 1989 ini?memulai bisnis fesyen?dengan berjualan hijab, baju, dan aksesoris pada tahun 2011 saat dirinya baru mulai berumah tangga.

Raisa menikah setelah lulus dari studi S1 Jurusan Psikologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kegiatan yang biasanya banyak dilakukan saat?berstatus sebagai mahasiswa, ternyata tidak lagi dijumpai Raisa ketika dirinya berstatus sebagai seorang istri.

Mengaku iseng berjualan hijab untuk mengisi kekosongan waktu, Raisa memulai kegiatan berjualan hijab melalui jaringan online. Produk yang dijual ia beli dari sebuah grosir pakaian di Jakarta Selatan. Dengan izin suami dan modal Rp700 ribu, Raisa berbelanja barang dagangan dengan menggunakan kendaraan berupa kereta umum.

Pembeli?demi pembeli?dilayani Raisa dengan telaten. Strategi pemasaran yang dilakukan Raisa saat itu pun baru dengan media sosial Facebook. Namun, Raisa masih memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan kuliah S2 sang ayah?menginginkan dirinya menjadi seorang dosen. Raisa pun menuruti kemauan sang ayah dengan berkuliah S2 Jurusan Profesi Psikologi di Universitas Indonesia (UI).

Sampai akhirnya, Raisa dikaruniai seorang anak perempuan yang membuat dirinya harus pintar-pintar mengalokasikan waktu sebagai pebisnis, mahasiswa, sekaligus ibu rumah tangga.

Kondisi tersebut sempat membuat sang ayah merasa khawatir. Sang ayah sempat meminta Raisa menghentikan kegiatan berbisnis karena dianggap akan mengganggu kelancaran studi S2. Namun, Raisa meyakini bisnis yang ia tekuni adalah passion-nya?sejak kecil.

"Dari kecil saya sudah suka jualan. Jualan cokelat ke teman-teman sekolah dan lain-lain. Ayah saya sempat melarang karena inginnya saya menjadi dosen," ungkap Raisa kepada Warta Ekonomi?di rumah produksinya di kawasan Tangerang Selatan.

Hingga akhirnya Raisa mampu membuktikan kepada sang ayah bahwa ia dapat menyelesaikan studi S2-nya dengan baik. Meski demikian, ia?belum bisa mewujudkan harapan?sang ayah untuk menjadi seorang dosen dan memilih untuk fokus dengan bisnis.

Bisnis fashion Raisa terus mengalami peningkatan. Ia mulai menjajakan barang dagangan melalui akun media sosial Instagram. Raisa tidak menyangka bahwa hanya dengan media sosial, bisnis fashion-nya menjadi sangat cepat pertumbuhannya.

Banyaknya repeat order dari berbagai daerah, mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan ke beberapa negara seperti Malaysia, Hong Kong, Singapura, Australia, Filipina, London, hingga Nigeria, membuat Raisa harus mulai merekrut karyawan.

Pada awalnya ia menjadikan rumah pribadi di daerah BSD sebagai?tempat produksi. Karena keterbatasan ruang, rumahnya mulai dipenuhi dengan berbagai produk hijab dan pakaian. Ia pun menyewa rumah sorang tua untuk dijadikan sebagai tempat produksi. Orang tua Raisa pindah ke rumah baru.

Pertumbuhan?bisnis fashion Raisa yang terdiri dari Raisa Online Shop (produk hijab), Raisa Cloth (produk baju), Raisa Premium (produk hijab premium), dan Raisa Bag (produk tas), tentu bukan tanpa sebab. Ia?mengaku menjalankan bisnis fashion-nya dengan selalu mengedepankan kepuasan konsumen. Ia?menerapkan sistem uang kembali jika barang yang dipesan tidak sesuai harapan konsumen, memperhatikan kualitas produk dengan sangat detail, serta selalu berupaya mengikuti selera dan kebutuhan konsumen.

Selain itu, Raisa juga selalu memprioritaskan pelayanan dengan respons yang cepat agar konsumen merasa terlayani dengan baik. Bahkan, ia tidak segan untuk menambah jumlah customer service yang saat ini sudah berjumlah 13 orang, dan 17 orang karyawan yang khusus menangani produksi hingga packing.

Padas saat ini wanita berdarah Minang tersebut berhasil mengantongi omzet sebesar Rp1,5 miliar per bulan melalui bisnis fashion yang sudah dijalani selama enam tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: