Pengemudi Taksi Italia Protes dan Desak Penutupan Taksi Online

Para pengemudi taksi Italia mengadakan protes yang memasuki hari keenam di kota-kota besar pada Selasa (21/2/2017) dan menghalangi Roma Pusat guna mendesak pemerintah agar menutup layanan seperti Uber yang berbasis aplikasi.

Aksi-aksi unjuk rasa para sopir taksi pecah pekan lalu ketika Partai Demokratik (PD) yang berkuasa menyatakan pihaknya masih harus menangguhkan lagi pemberlakuan norma-norma yang bertujuan mengatur skema bisnis yang dilakukan seperti oleh Uber.

Para pengemudi beroperasi berdasarkan peraturan-peraturan yang ketat dan mengatakan mereka tersaingi oleh jasa angkutan dengan aplikasi telepon cerdas seperti Uber yang mengancam mata pencaharian mereka.

"Kami tak keberatan kompetisi tetapi tak ada aturan yang berlaku di lapangan. Perusahaan-perusahaan ini tak punya pembatasan-pembatasan atau larangan seperti kami," kata Paolo Ricci, seorang pengemudi taksi yang memprotes di luar kantor perdana menteri di jantung kota Roma.

"Kami melayani publik. Kami punya tarif, jam kerja dan harus bawa penumpang, bahkan jika mengantar untuk jarak pendek yang uangnya tidak seberapa. Kompetisi tidak memiliki masalah seperti ini dan pemerintah harus bertindak," kata dia.

Sementara sekelompok pengemudi taksi menutup jalan-jalan sekitar kantor perdana menteri itu, kelompok lain berkerumun di sekitar pintu masuk dekat markas PD. "Mafiosi, mafiosi," teriak para sopir taksi.

"Ayo kita bekerja sama tetapi tanpa kekerasan dan ancaman," kata Menteri Perhubungan Graziano Delrio, yang akan bertemu para pemimpin pengemudi taksi Selasa sore. (Ant)