Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK KR 5 Sumbagut Dukung Kota Binjai Sebagai Smart City

OJK KR 5 Sumbagut Dukung Kota Binjai Sebagai Smart City Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara siap mendukung program pengembangan Kota Binjai menjadi smart city.

Kasub Informasi dan Dokumentasi KR5 Sumbagut Yovvi Sukandar mengatakan ada sembilan gagasan yang diyakini akan mempercepat Binjai sebagai smart city. Kesembilan gagasan yang disampaikan OJK KR5 terfokus pada percepatan akses keuangan daerah di Kota Binjai.

"Kesembilan itu adalah dukungan percepatan pembentukan Jamkrida di Sumut, implementasi asuransi usaha tani padi (AUTP) dan asuransi usaha ternak sapi (AUTS), program satu desa/keluaran satu agen Laku Pandai, sosialisasi inklusi keuangan, optimalisasi penyaluran KUR, ekspansi kredit produktif bersuku bunga rendah (single digit credit), integrasi hasil pelaporan e-masyarakat dengan fungsi Satgas Waspada Investasi Sumut, dan Recycle Walfare Guarantee Usaha Produktif sektor ekonomi penghasil outcomes terbesar PAD Kota Binjai," katanya di Medan, Kamis (23/2/2017).

Dikatakannya, di antara kesembilan program itu, enam di antaranya perlu dipertimbangkan untuk disegerakan meliputi ekspansi manfaat AUTP dan AUTS, satu desa/keluaran satu agen Laku Pandai, ekspansi kredit produktif bersuku bunga rendah (single digit credit), integrasi hasil pelaporan e-masyarakat dengan fungsi Satgas Waspada Investasi Sumut, dan Recycle Walfare Guarantee Usaha Produktif sektor ekonomi penghasil outcomes terbesar PAD Kota Binjai.

"Dengan pertimbangan program pokok pembangunan ekonomi oleh pemerintah yang terfokus pada sektor pertanian/pangan, kemaritiman, kesehatan, dan infrastruktur, dan mengingat bahwa hingga saat ini Kota Binjai merupakan salah satu kota yang masih memiliki 2.856 Ha area panen dengan 18.500 ton gabah atau 64,7 kuintal per Ha, AUTP perlu disegerakan. Dengan subsidi 80 persen dari pemerintah, petani di Binjai akan sangat terbantu karena hanya menanggung Rp36 ribu per Ha per musim tanam," ujarnya.

Namun bila tanggungan sebagian tersebut dinilai masih terlalu memberatkan petani, inisiasi tanggungan 20 persen oleh Pemkot Binjai diyakini tidak akan terlalu signifikan terhadap pos total. Bila mengambil sampel tahun 2015 saja, imbuhnya, porsi beban tanggungan sebagian tersebut diperkirakan sebesar 0,052%.

"Demikian pula halnya dengan AUTS, dengan menggunakan konsep yang sama maka beban atas anggaran pos dimaksud diperkirakan juga tidak akan signifikan (0,14%)," menurut Yovvi.

Masih menggunakan fokus program yang sama, diketahui tiga sektor utama penyumbang nilai tambah terbesar Kota Binjai meliputi industri furnitur, makanan, dan bahan galian bukan logam. Atas dasar ini,? tentu harapan jaminan kesejahteraan hari tua menjadi semakin tinggi.

"Apabila Pemko Binjai mampu menghadirkan jaminan pensiun bagi pekerja di ketiga sektor tersebut melalui kerja sama dengan lembaga jasa keuangan yang diberikan kewenangan, diestimasi outcomes ketiga sektor tersebut diyakini setara dengan cakupan premi +/- enam bulan," katanya.

Bila hal ini mampu direalisasikan, Binjai Smart City mampu didorong semakin mendekati harapan seluruh stakeholder dan masyarakat Kota Binjai.

"Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah eksistensi Kota Binjai dengan hubtransportasi dan jaringan komunikasi yang baik melalui ketersediaan +/- 2.157 angkutan umum, dan 92 jaringan kantor lembaga jasa keuangan, perlu diefisienkan biaya pelaksanaan transaksi jasa keuangannya melalui program peningkatan dan persebaran agen Laku Pandai yang lebih merata untuk memenuhi branchless banking di 37 kelurahan dan 284 lingkungan di Binjai," ujarnya.

Saat ini baru terdapat 588 agen atau 3,3% dari total agen Laku Pandai se-Sumatera Utara dengan jumlah rekening sebanyak 7.752 rekening. Bersamaan dengan fungsi branchless banking tersebut, eksistensi program edukasi keuangan merupakan hal yang juga perlu disegerakan pelaksanaannya.

Meskipun persentasi penduduk dewasa yang diyakini kurang mengenal produk/layanan jasa keuangan (khususnya perbankan) di Binjai relatif rendah (0,005%), tetapi eksistensi 466 orang buta aksara dan 15.843 orang tidak tamat SD berpotensi menjadi peluang sasaran produk investasi tidak berizin OJK.

"Oleh karena itu, konektivitas fitur e-masyarakat dinilai menjadi tantangan utama Binjai Smart City untuk dikoordinasikan dan disinergikan dengan fungsi Satgas Waspada Investasi Sumut," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: