Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggota DPR Pertanyakan Kepolisian Terkait Aksi Terhadap SBY

Anggota DPR Pertanyakan Kepolisian Terkait Aksi Terhadap SBY Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi III DPR Erma Suryani Ranik mempertanyakan sistem pencegahan dini yang dimiliki Polda Metro Jaya terkait aksi unjuk rasa sekelompok mahasiswa di depan kediaman Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa waktu lalu.

"Kami kecewa dan menyesalkan tidak adanya antisipasi pihak kepolisian sehingga terjadi demo di dekat rumah Presiden keenam Indonesia yang juga ketua umum kami, Bapak SBY," kata Erma Suryani Ranik dalam rilis, Kamis (23/2/2017).

Dia mempertanyakan apakah internal kepolisian tidak menerima informasi akan adanya aksi demonstrasi dari sekelompok mahasiswa tersebut sebelumnya sehingga tidak dikatakan kebobolan.

Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa Polda Metro Jaya berstatus A sehingga kesiapan dan kualitas Polda Metro Jaya akan menjadi barometer bagi Polda wilayah lainnya.

Untuk itu, diharapkan kepolisian Indonesia ke depannya dapat bekerja secara profesional serta melakukan antisipasi sejak dini terhadap peristiwa yang akan terjadi di ibukota agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku pesimistis unjuk rasa ratusan mahasiswa di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur VI, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (6/2), akan diusut tuntas aparat penegak hukum.

"Saya pesimis jika kasus unjuk rasa di rumah saya yang melanggar hukum itu diusut tuntas penegak hukum," kata SBY dalam pidato politiknya di acara Dies Natalies 15 Tahun Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Selasa (7/2) malam.

SBY mengatakan mendengar kabar bahwa mahasiswa yang melakukan demonstrasi di rumahnya telah diagitasi atau diprovokasi oleh oknum tertentu di dalam acara perkumpulan yang dilaksanakan di kawasan terhormat Jambore Cibubur.

"Sangat menyedihkan kawasan terhormat, dikotori tangan hitam, yang melakukan agitasi propaganda untuk menghancurkan lawan politiknya. Mahasiwa dicekoki bahwa SBY merusak negara dan harus ditangkap," jelas dia.

SBY mengaku sulit mengerti jika pihak pemegang mandat kekuasaan tidak mengetahuinya. Namun demikian dia menginstruksikan seluruh kader agar tetap tenang dan kuat menghadapi kenyaaan tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: