Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Sukses Jodi Janitra Berbisnis Kue Lebaran

Kisah Sukses Jodi Janitra Berbisnis Kue Lebaran Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cookies atau kue kering kerap menjadi andalan ketika hari raya tiba seperti lebaran Idul Fitri, natal, dan Imlek, untuk dijadikan sajian tamu yang berkunjung. Jenis makanan yang satu ini biasanya hanya laku terjual pada momen-momen tersebut sehingga para produsen maupun reseller cookies biasanya hanya akan berjualan musiman. Namun, Jodi Janitra (30) melihat peluang penjualan cookies secara harian.

Berangkat dari kebiasan membantu ayah dan ibu berjualan kue basah sejak bersekolah, Jodi menjadi terbiasa untuk bergelut dengan dunia kue.

Dengan modal Rp2 juta, usaha kue basah tersebut dijalani orang tua Jodi pasca-ayahnya keluar dari tempat bekerja. Seperti pada umumnya, usaha kue kering di momen hari raya juga dilakoni Jodi dan orang tuanya. Meski masih usaha rumahan yang konsumennya hanya ibu rumah tangga dan arisan, Jodi tidak segan memberi merek kue kering tersebut dengan nama Joyci yang merupakan singkatan dari Jodi dan Cindy, adiknya. Pemberian nama tersebut dilakukan sejak tahun tahun 1996.

Ketika krisis moneter menimpa Indonesia secara merata di tahun 1998, usaha kue basah orang tua Jodi menurun drastis. Jodi dan orang tuanya pun memutuskan untuk tidak lagi berjualan kue basah dan fokus pada usaha cookies dengan modal pinjaman sebesar Rp100 juta yang kemudian ia belanjakan alat-alat dan bahan baku cookies.

Di tahun 2003, Jodi sadar nama Joyci ternyata sudah lebih dulu dimilki orang lain. Tidak habis ide, pria kelahiran Bandung 7 Januari 1987 tersebut akhirnya mengganti merek cookies-nya dengan nama J&C, yang juga masih merupakan singkatan dari nama Jodi dan Cindy. Cookies yang diproduksi Jodi dan keluarga pun semakin banyak dikenal dan diminati konsumen.

Banyaknya repeat order dan jumlah customer yang terus meningkat membuat anak sulung dari dua bersaudara tersebut semakin optimis untuk membantu usaha orang tua. Hingga pada tahun 2008, Jodi mulai mengupayakan agar usaha orang tuanya bisa menjadi sebuah perusahaan cookies profesional. J&C pun terus berkembang dengan kualitas dan variasi produk yang menarik sehingga pasarnya pun? semakin meluas. Kemudian satu tahun sejak J&C dikelola secara profesional, Jodi mulai memberanikan diri untuk membuka outlet cookies di mall.

Sejak lulus dari bangku SMA, Jodi sempat melanjutkan kuliah. Namun, studinya harus berhenti di tengah jalan lantaran menerima DO dari kampus karena sebuah permasalahan. Hal itulah yang kemudian memicu semangat Jodi untuk membuat bisnis cookies-nya dengan orang tua bisa menjadi perusahaan besar.

Sebab meski gagal dalam studi, suami dari Sarah Manita Parmeswari tersebut bertekad untuk membuktikan kepada orang tua bahwa dirinya bisa sukses dengan bisnis J&C.

"Saya mau membuktikan ke orang tua, walaupun gagal kuliah tapi saya juga bisa sukses," ucap Jodi kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Hingga di tahun 2012, Jodi berniat untuk membuat J&C semakin besar. Ia menggabungkan usahanya dengan usaha cookies kerabatnya dalam satu perseroan terbatas (PT). Bisnis cookies Jodi pun semakin berkembang.

Namun, kerja sama bisnis tersebut hanya berjalan selama lima tahun lantaran ada ketidaksepemahaman dalam menjalankan bisnis. Jodi pun memutuskan untuk melepas J&C dari bisnis gabungan tersebut demi menghindari konflik yang lebih besar. Karena bagaimanapun partner bisnisnya tersebut adalah kerabat sendiri.

Sampai akhirnya, pada September 2016, J&C mulai kembali berdiri sendiri dan sukses hingga saat ini. Bahkan, dirinya juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Jabar periode 2015 hingga 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: