Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR: Pansel DK OJK Jangan Buat Kegaduhan-kegaduhan

DPR: Pansel DK OJK Jangan Buat Kegaduhan-kegaduhan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil seleksi tahap II yang dilakukan Panitia Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (Pansel DK OJK) menuai kontroversi. Pasalnya, dalam hasil seleksi tahap II ada beberapa nama yang lolos sebelumnya bahkan tidak lolos pada seleksi awal DK OJK di tahun 2012. Selain itu, ada beberapa nama yang kredibel di sektor jasa keuangan justru tidak lolos termasuk lima orang ADK OJK yang masih menjabat saat ini.

Sejumlah nama berpengalaman seperti Dirut BEI Tito Sulistio, Erry Firmansyah, dan mantan Deputi Gubernur BI Hendar, Ngalim Sawega, dan mantan anggota komisioner KPK Adnan Pandu Praja juga gagal bersama sejumlah calon lainnya termasuk dua anggota parpol Melchias Markus Mekeng dan Andreas Edy Susetyo.

Sebagaimana diketahui, hasil seleksi tahap II tinggal menyisakan 35 nama calon dari 107 nama calon yang lolos seleksi tahap I. Penilaian tahap II meliputi masukan dari masyarakat termasuk informasi dari beberapa lembaga seperti KPK, PPATK, kantor pajak dan BIN, serta rekam jejak dan penilaian makalah.

Anggota Komisi XI DPR Hery Gunawan meminta Pansel DK OJK lebih transparan dengan membuka penilaian yang telah dilakukannya. Transparansi penilaian DK OJK ini harus dilakukan mengingat banyak sekali nama-nama yang berkompeten dan berpengalaman di bidang sektor jasa keuangan justru tidak lolos dalam ujian tahap II, dan justru nama-nama yang tidak berpengalaman di bidang teknis pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan lolos ke tahap III.

"Buka dong masukan dari masyarakat yang mana, masyarakat kita kan ada 250 juta jiwa lho. Masukan dari masyarakat kan bias seharusnya bisa dikonfrontir, seperti apa dan bagaimana diverifikasi lah. Kalau seperti beginikan polanya cenderung bisa dikatakan sarat kepentingan politis ataupun sarat kepentingan titipan pihak-pihak tertentu," ujar Hery di Jakarta, Senin (27/2/2017).

Dia khawatir bila pansel DK OJK tidak berani transparan maka akan menimbulkan kegaduhan-kegaduhan dari para calon yang tidak lolos, padahal sebenarnya dia layak lolos mengikuti tahap selanjutnya.

"Baiknya tidak membuat kegaduhan-kegaduhan, kalau kayak gini bisa membuat kegaduhan. Banhak pihak yang pasti bertanya lemah saya di mana sih? Karena beberapa pihak melihat juga si calon ini belum memaparkan visi misinya," jelasnya.

Apalagi, tambahnya, pansel DK OJK belum memiliki kriteria-kriteria yang jelas yang harus dipenuhi calon untuk menduduki posisi DK OJK. "Ya harus jelas dong kriterianya. Sekarang seperti Pak Tito (Dirut BEI), Pak Muliaman (Ketua DK OJK saat ini) itu dinyatakan tidak lulus, ada apa ini? Kalau mau main cantik jangan di sini, bukan di tahap pansel tapi di tahap keputusan presiden. Kalau pansel kan masih sebatas keputusan Menkeu belum keputusan Presiden," cetusnya.

Atas dasar itu, dirinya menilai ada keganjilan dan keanehan yang terjadi dalam proses seleksi pimpinan lembaga yang mengawasi industri jasa keuangan tersebut.

"Banyak catatan-catatan, keganjilan-keganjilan, dan keanehan yang dilakukan pansel DK OJK saat ini. Harapan saya pansel DK OJK bisa bekerja secara profesional dan transparan serta memiliki kriteria yang jelas," tutup Hery.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: