Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Eropa Tertarik Bangun Smelter di Morowali

Investor Eropa Tertarik Bangun Smelter di Morowali Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Direktur Eksekutif Pengembangan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedi Mulyadi mengungkapkan pihaknya tengah bernegoisasi dengan investor Eropa ihwal rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang mineral alias smelter di Kawasan Industri Morowali. Investor Eropa itu diklaimnya tertarik berinvestasi setelah melihat banyaknya pabrik smelter yang telah beroperasi di Morowali.

"Kami masih dalam proses negoisasi dengan investor Eropa itu. Mereka rencananya mau membangun smelter untuk ferronikel," kata Dedi, saat ditemui Warta Ekonomi, seusai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Pengembangan Industri Berbasis Smelter dan Stainless Steel di Gedung Iptek Universitas Hasanuddin (Unhas), Kota Makassar, Kamis (2/3/2017).

Dedi mengaku belum bisa membeberkan detail rencana investasi dari pihak Eropa tersebut. Namun, gambaran besarnya nilai investasi pihak Eropa tidak akan jauh berbeda dengan sejumlah investor Tiongkok yang lebih dulu membangun Smelter. Diperkirakannya, investor Eropa tersebut akan mengucurkan US$630 juta hingga US$800 juta.

Sejauh ini, Dedi memaparkan total investasi yang diserap di Kawasan Industri Morowali mencapai US$6 miliar atau setara Rp78 triliun. Puluhan triliun rupiah itu sudah terealisasi dalam bentuk 10 pabrik dan berbagai fasilitas pendukung. Dedi optimistis nilai investasi yang diserap akan lebih besar lagi mengingat besarnya minat investor asing.
?
Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, terdapat tiga pabrik smelter di Kawasan Industri Morowali, dimana dua di antaranya telah beroperasi. Smelter PT SMI berkapasitas 300 ribu ton bahkan sudah melakukan ekspor. Smelter yang beroperasi sejak 2015 itu dilengkapi PLTU 2x65 Mega Watt. Smelter itu juga diintegrasikan dengan pabrik stainless steel berkapasitas 1 juta ton per tahun.

Smelter kedua milik PT GCNS baru beroperasi terhitung Januari 2016 dengan kapasitas 600 ribu ton. Perusahaan tersebut juga membangun PLTU dengan daya 2x150 Mega Watt. Adapun smelter ketiga milik PT ITSS disertai PLTU 2x150 Mega Watt masih dalam proses konstruksi. Smelter tersebut berkapasitas 1 juta ton per tahun. "Kami juga tengah bernegoisasi dengan investor terkait pembangunan pabrik carbon steel," ucap Dedi.

Dedi menegaskan ketersediaan daya listrik di Kawasan Industri Morowali tidak perlu diragukan. Terhitung Maret nanti, daya mampu di kawasan tersebut mencapai 1.130 MegaWatt. Pihaknya masih akan terus melakukan pengembangan mengingat masih adanya rencana pembangunan pembangkit listrik dengan daya 2 x 350 MegaWatt. Diproyeksikannya daya di Kawasan Industri Morowali mencapai 1.830 MegaWatt.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memuji pengembangan Kawasan Industri Morowali yang diyakini berkontribusi pada pendapatan pajak negara secara signifikan. Kawasan Industri Morowali, menurut Luhut, membuat Morowali tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia.

"Pengembangan Kawasan Industri Morowali membuat Morowali menjadi kabupaten dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Banyak proyek besar yang sedang dikerjakan di sana," kata Luhut, beberapa waktu lalu.

Kawasan Industri Morowali, Luhut menyebut setidaknya sudah menyerap investasi sebesar Rp78 triliun. Investasi jumbo tersebut digunakan untuk membangun industri berupa smelter dan infrastruktur penunjang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: