Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Restorasi Gambut, MCA-Indonesia Hibahkan Rp53,4 Miliar

Restorasi Gambut, MCA-Indonesia Hibahkan Rp53,4 Miliar Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) menghibahkan empat juta dolar AS atau sekitar Rp53,4 miliar untuk mendukung fungsi restorasi yang sedang dijalankan Badan Restorasi Gambut (BRG).

"Kita akan rancang infrastruktur pembasahan gambut dari kerja sama ini. Konsep pembagian air penting, sehingga pemetaan di beberapa wilayah yang belum tersentuh tepat sekali jika bisa dilakukan," kata Kepala BRG Nazir Foead dalam penandatanganan perjanjian kerja sama dengan MCA-Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2017).

Pemetaan, menurut Nazir, akan dilakukan menggunakan teknologi Light Detection and Ranging (LIDAR) dengan lama waktu pelaksanaan akuisisi data topografi bergantung pada luasan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dan kondisi cuaca. Hasilnya akan menjadi acuan penetapan lokasi pembangunan sekat kanal.

Sedangkan untuk memantau secara langsung parameter tinggi permukaan air lahan gambut dari kerja sama ini, ia mengatakan parameter pemantauan yang dilakukan tidak hanya bergantung pada water logger. "Kita sandingkan dengan citra satelit untuk melakukan estimasi kelembapan tanah meski tidak bisa detil, hanya sangat lembab, menengah lembab, kurang lembab dan kering".

Jika target 2,49 juta hektare (ha) lahan gambut dapat terestorasi dengan baik, Nazir menyakini tingkat kebakaran akan jauh menurun, dan upaya reduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dapat sesuai target yakni 29 persen hingga 2030.

"Bu Nur (Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nur Masripatin-red) mengatakan reduksi GRK nasional dari lahan gambut akan sangat besar. Kita (BRG) akan bantu Indonesia mereduksi GRK, tapi tentunya para pemegang izin konsesi, masyarakat, LSM dengan bantuan berbagai donor harus ikut serta mendukung langkah restorasi ini," ujar dia.

Direktur Eksekutif MCA-Indonesia Bonaria Siahaan mengatakan dukungan kepada BRG dilakukan dengan menempatkan tim untuk mendukung "technical assistant" dan kerja sama di lapangan.

Dana yang diberikan, menurut dia, akan digunakan untuk pembuatan sekat kanal di Pulang Pisau, Ogan Komering Ilir dan Kubu Raya, dengan sebelumnya dilakukan pemetaan KHG di Tanjung Jabung Timur dan Pulang Pisau. Selanjutnya dilakukan detail engineering untuk sekat kanal, dilanjutkan dengan pengadaan water logger di Jambi.

Selain itu, menurut dia, pihaknya juga akan membuat jalur dukungan dari sejumlah NGO yang juga mendapat hibah yang program kerjanya diselaraskan dengan program kerja BRG. Sehingga total hibah yang akan berkaitan dengan restorasi gambut mencapai angka 21 juta dolar AS.

Melalui kerja sama ini, lanjutnya, pembelajaran dan praktik cerdas dari pelaksanaan program Desa Peduli Gambut dan model penanganan terpadu konservasi gambut Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia yang melibatkan masyarakat.

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan meski dibanding dengan kebutuhan total dana untuk restorasi gambut 2,49 juta ha jumlah hibah dari MCA-Indonesia tidak terlampau besar, namun waktu pemberiannya sangat tepat karena BRG yang baru dibentuk tentu masih perlu membangun kapasitas kelembagaan dan model-model untuk melakukan restorasi seperti yang telah menjadi komitmen Indonesia di COP 21 Paris.

Gambut, menurut dia, penting secara ekonomi bagi masyarakat petani dan pengusaha. Tapi di sisi lain tentu harus dijaga, karena bisa menyumbang sesuatu dalam upaya mengatasi perubahan iklim. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: