Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JNE Perkuat Pemasaran Digital Kejar Pertumbuhan 30% di 2017

JNE Perkuat Pemasaran Digital Kejar Pertumbuhan 30% di 2017 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan platform e-commerce (bisnis digital) dengan segmentasi usaha beragam bakal semakin cepat di tahun ini. Pasalnya pertumbuhan yang sangat cepat ini karena masyarakat sudah menempatkan e-commerce sebagai gaya hidup. Bahkan ada yang menganggap, jika tidak ikut berbelanja online dinilai ketinggalan zaman.

Berdasarkan data Kominfo, transkasi bisnis secara digital pada tahun 2016 diperkirakan akan ada 8,7 juta pembeli, atau naik dari 7,4 juta di tahun 2015. Sementara jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2015 diprediksi mencapai 93,4 juta naik ketimbang 2014 sebanyak 88,1 juta pelanggan.

Tingginya pembeli secara online ini karena bisnis e-commerce di Indonesia memiliki beragam segmen, dari online retail, marketplace, daily deals, classified ad, price comparison, travel, sistem pembayaran, logistik, keuangan, dan lain-lain. Pesatnya penjualan secara digital ini memberikan angin segar bagi pelaku bisnis jasa logistik untuk melebarkan sayapnya di Indonesia, tak terkecuali PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

Terbukti Presiden Direktur JNE Muhammad Feriadi mengatakan, pesatnya pertumbuhan e-commerce membuat pengiriman JNE di bidang retail begitu mendominasi total pengiriman JNE di 2016. "Tahun 2016 kiriman kita rata-rata per bulan adalah 16 juta airwaybill/resi. Jumlah terbesar masih dari retail yakni berkisar 70% sampai dengan 80%, dari angka sebesar itu kebanyakan barang e-commerce," ujar Feriadi kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Dengan perkembangan tersebut, dirinya yakin jika pertumbuhan pengiriman JNE bakal meningkat double digit di atas 30 persen. Apalagi hal ini didukung dengan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari tahun lalu. "Kita masih optimis peningkatan tahun 2017 masih di atas 30 persen," ungkap Feriadi.

Namun, pesatnya pertumbuhan e-commerce tetap menyisakan pekerjaan rumah yang cukup menantang. Pasalnya, cepatnya pertumbuhan e-commerce membuat perkembangan Information Technology (IT) juga harus berlari kencang. Permasalahan klasik yang sampai saat ini menjadi pertimbangan untuk melakukan aktivitas belanja online. Oleh sebab itu, JNE dituntut berlomba mengejar pertumbuhan e-commerce dengan sistem IT dan pemasaran digital yang andal guna memenuhi keinginan pelaku dan pengguna e-commerce. Jika tertinggal bukan tidak mungkin JNE ditinggal para pelanggannya.

"Kendala atau hambatan tentu ada saja, sebagai contoh misalnya akibat berkembangnya IT yang begitu pesat ditambah persaingan yang begitu ketat, membuat tim harus bekerja keras dan memastikan content sesuai dengan keinginan dari pelanggan," jelas Feriadi.

Dia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan para pengguna internet (netizen) yang ingin serba cepat dalam berbelanja online, JNE telah meluncurkan beberapa content yang diyakini dapat memenuhi keinginan mereka. "Ada beberapa content yang kita pasarkan di antaranya layanan JNE Trucking (JTR), POPBOX, JNE internasional, MYJNE yakni aplikasi yang bisa di-download di Google play store dan masih banyak lagi," ucap Feriadi.

Lebih jauh katanya, untuk menjaring para netizen, pihaknya juga memanfaatkan digital marketing melalui berbagai saluran media, termasuk media sosial. Namun semua content yang akan dimuat tentu harus disesuaikan dengan target masyarakat yang akan dituju.

"Kita akan terus berinovasi, salah satunya tentu memperkuat sistem IT dan membangun mobile applications," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: