Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2017, Phapros Bidik Penjualan Rp1 Triliun

2017, Phapros Bidik Penjualan Rp1 Triliun Kredit Foto: PT Phapros Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Phapros Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 22 persen menjadi Rp1 triliun pada tahun 2017. Pada tahun 2016 lalu perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp816 miliar.

Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan pihaknya akan melakukan beberapa aksi korporasi untuk mencapai target tersebut. Adapun, aksi korporasi yang dimaksud adalah dengan meluncurkan delapan sampai 10 produk baru untuk kategori obat generik dan etikal.

Khusus obat generik, Phapros memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 46% tahun ini atau Rp580 miliar dari target penjualan Rp1 triliun.

"Tahun ini kami membidik penjualan senilai Rp1 triliun atau tumbuh 22% dan untuk sampai ke sana, kami akan melakukan beberapa aksi korporasi," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Emmy sapaan akrabnya mengatakan Phapros juga menganggarkan capital expenditure (capex) Rp290 miliar. Ia menjelaskan bahwa sebagian dana ini akan digunakan Phapros untuk menambah kapasitas produksi, termasuk mendanai pembangunan pabrik baru di Ungaran.

"Sumber pendanaan dari penerbitan MTN, sedangkan sisanya menggunakan dana internal perusahaan," ujarnya.

Adapun, pada akhir tahun 2016 lalu perseroan berhasil mencatat penjualan sebesar Rp816 miliar atau terjadi kenaikan penjualan 18% dari Rp691 miliar pada 2015. Prestasi tersebut diikuti dengan pertumbuhan laba bersih yang naik signifikan sebesar 38% dari Rp63 miliar di tahun 2015 menjadi Rp87 miliar pada akhir 2016.

Pertumbuhan yang ditunjukkan Phapros tersebut jauh di atas pertumbuhan rata-rata farmasi nasional 2016 sebesar 4,6%. Dari total penjualan tahun 2016 tersebut, kontribusi terbesar berasal dari penjualan obat generik. Kontribusi penjualan obat generik tahun 2016 mencapai Rp396,5 miliar atau sekitar 49% dari total penjualan.

"Untuk penjualan obat etikal kontribusinya mencapai 25%, sedangkan OTC atau obat jual bebas sebesar 15%," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: