Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hingga Maret, Peredaran Uang Baru di Sulsel Tembus Rp4 Triliun

Hingga Maret, Peredaran Uang Baru di Sulsel Tembus Rp4 Triliun Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan peredaran rupiah baru emisi tahun 2016 di wilayahnya semakin banyak. Hingga triwulan pertama pada tahun ini tercatat sudah menembus Rp4 triliun.

"Totalnya berkisar Rp3,75 triliun hingga Rp4 triliun yang sudah beredar di masyarakat. Tidak hanya di Makassar, tapi juga kabupaten/kota lain lingkup Sulsel," kata Wiwiek kepada Warta Ekonomi di Makassar, Selasa (14/3/2017).

Wiwiek menjelaskan untuk memastikan peredaran rupiah emisi tahun 2016 tetap berlanjut, pihaknya telah mendapatkan tambahan pasokan dari pusat sebesar Rp2,5 triliun pada pekan lalu. BI Sulsel dipastikannya akan terus melakukan distribusi rupiah baru ke seluruh daerah, khususnya pada pusat-pusat perekonomian.

"Selain distribusi, tentunya kami juga melakukan sosialisasi. Itu semua dilakukan secara bertahap," tutur dia.

Distribusi rupiah baru di Sulsel, Wiwiek menuturkan melibatkan sejumlah perbankan. Distribusi dilakukan pada kas keliling dan kas titipan di kabupaten/kota. Tidak hanya itu, rupiah baru juga sudah tersedia di sejumlah ATM di Kota Makassar sejak pekan lalu.

"Untuk distribusi rupiah baru di ATM masih terbatas. Sejauh ini memang baru melingkupi tiga ATM, khususnya di pusat-pusat perbelanjaan di Makassar," urainya.

Selain di pusat-pusat perbelanjaan di kota besar, menurut Wiwiek, distribusi rupiah baru juga menyentuh daerah kepulauan. BI Sulsel, lanjut dia, bekerja sama dengan TNI AL untuk mengedarkan rupiah cetakan baru tersebut ke daerah kepulauan. Penyaluran uang baru ke pulau-pulau mengikuti jadwal kapal dari pihak Pangkalan Utama Angkatan Laut alias Lantamal VI.

"BI mengikuti saja jadwal keberangkatan kapal Lantamal VI," ujar Wiwiek.

Wiwiek menekankan meski pihaknya gencar mendistribusikan rupiah baru, tidak berarti rupiah emisi terdahulu tidak berlaku. Ia meminta masyarakat tidak malah panik karena uang lama tetap bisa digunakan sebagai alat pembayaran atau transaksi yang sah. Hingga kini, belum ada informasi mengenai penarikan rupiah emisi terdahulu. Adapun, gencarnya sosialisasi dan distribusi rupiah baru dilakukan mengingat baru kali pertama BI meluncurkan 11 pecahan secara bersamaan.

Seiring dengan gencarnya distribusi rupiah baru, Wiwiek mengakui BI Sulsel juga mengintensifkan sosialisasi. Terlebih, sejak diluncurkan pada 19 Desember 2016 rupiah baru diterpa banyak isu tidak sedap. Mulai dari isu logo mirip palu arit hingga isu pencetakan di luar Perum Peruri.

"Kami memang diminta BI pusat untuk gencar sosialisasi ke seluruh kalangan dan elemen masyarakat. Mulai dari pelajar/mahasiswa, pegawai, akademis, hingga aparat penegak hukum," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: