Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semester I 2017, Kajian Konsolidasi BUMN Tuntas

Semester I 2017, Kajian Konsolidasi BUMN Tuntas Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian BUMN menargetkan konsolidasi BUMN industri strategis rampung pada semester II 2017 yang menyatukan industri pertahanan dan teknologi tinggi, serta industri alat berat dan perkapalan.

"Skema konsolidasi nantinya bisa berbentuk klusterisasi, holding, melalui transaksi merger ataupun akuisisi," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Fajar Harry Sampurno di sela-sela acara Froum Group Discussion "Penguatan Industri Pertahanan: Fakta dan Realita", di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Menurut Fajar, BUMN industri yang masuk dalam klaster industri pertahanan dan teknologi tinggi meliputi PT Dirgantara Indonesia, PT Danana, PT INTI, PT Pindad, PT Len Industri dan PT Inuki.

Sedangkan klaster industri alat berat dan perkapalan yaitu PT Pal Indonesia, PT Dok Kodja Bahari (Persero), PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT Boma Bisma Indra (Persero).

Sesuai data Kementerian BUMN, industri strategis meliputi industri yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, serta mmepunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan dan keamanan.

Menurut Harry, konsolidasi BUMN Industri bagian dari rencana restruktusiasi terpadu yang diterapkan Kementerian BUMN, yaitu restrukturisasi perusahan, restrukturisasi keuangan, restrukturisasi sumber daya manusia (SDM).

Ia menjelaskan konsolidasi BUMN industri strategis dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan efisiensi.

"Selama ini beberapa BUMN memiliki bisnis yang hampir sama, membuat riset sendiri-sendiri. Jadi, ke depan harus dijadikan satu supaya memiliki kapasitas yang lebih besar, berdaya saing dan dan fokus," tegasnya. Ia menambahkan, kajian konsolidasi BUMN Strategis dilakukan lembaga Frost & Sullivan.

"Diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2017, setelah itu diusulkan kepada pemegang saham untuk dimasukkan dalam rencana strategis pembenahan BUMN," katanya.

Meski begitu, Harry tidak menjelaskan skema konsolidasi usaha yang akan ditempuh, karena disesuaikan dengan hasil kajian yang dimaksud.

Harry hanya menjelaskan, dengan konsolidasi diharapkan semua BUMN strategis memiliki kemampuan dalam hal pendanaan termasuk meningkatkan efisiensi hingga di atas 20 persen.

"Industri alat berat dan perkapalan lebih mudah dalam hal menerapkan efisiensi. Sedangkan konsolidasi industri pertahanan lebih pada memperluas pasar," ujar Harry. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: