Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kelompok Masyarakat Sipil Thailand Bersihkan Ranjau yang Tak Meledak

Kelompok Masyarakat Sipil Thailand Bersihkan Ranjau yang Tak Meledak Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekelompok masyarakat sipil Thailand baru-baru ini menyatakan mereka telah menemukan sebanyak 2.971 ranjau darat di satu daerah di dekat perbatasan Thailand-Kamboja sejak September lalu dan membantu militer membersihkannya selama beberapa hari.

Daerah tersebut, yang ditandai sebagai Daerah yang Diduga Berbahaya (SHA) 397-01-2AD dan berada di jalur perbatasan sementara Chong-prik, Kabupaten Buached di Provinsi Surin di bagian timur-laut Thailand, cuma salah satu wilayah yang tercemar ranjau di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja. Ranjau itu berasal dari perang saudara di Kamboja.

Amornchai Sirisai, Manager Proyek di Perhimpunan Masyarakat Sipil Penyapu Ranjau Thailand yang mengetahui bagian sejarah tersebut dan ranjau itu dengan sangat baik, mengatakan banyak kelompok telah menanam ranjau di sana.

"Sejarah dan sisa perang ini cuma mengingatkan kita betapa mengerikannya perang dan yang penting sekarang ialah membersihkannya semuanya dan mengembalikan daerah tercemar ini kepada warga lokal," kata Amornchai.

Daerah tercemar itu, kebanyakan hutan, secara tradisional adalah "pasar swalayan" buat warga setempat sebab mereka suka pergi ke dalamnya untuk mengambil jamur, sayuran dan lain-lain, demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. Banyak di antara mereka telah menginjak ranjau tersebut sehingga mereka cacat dan bahkan kehilangan nyawa mereka.

"Saya sangat bahagia bahwa mereka datang ke sini untuk membersihkan ranjau ini," kata Teerapong Chandam, warga lokal yang berusia 50 tahun yang kehilangan kakinya 30 tahun lalu, ketika ia memetik jamur di dalam hutan itu.

Mulai Senin (13/3/2017) sampai Sabtu, sebanyak 12 anggota kelompok masyarakat sipil tersebut mendaki gunung dan memasuki SHA 397-01-2AD untuk menemukan ranjau. Segera setelah mereka menemukan ranjau, mereka akan menandai tempat itu dengan tonggak kayu dan papan kecil berwarna merah dengan tulisan "Bahaya! Ranjau".

Para petugas Satuan Aksi Ranjau Kemanusiaan dari militer Thailand kemudian akan datang untuk membersihkan ranjau tersebut. Selama lima bulan, tim Amornchai telah menemukan 2.971 ranjau darat di hutan lebat tropis, tempat dulu menjadi ajang tempur antar-berbagai faksi. Banyak papan merah kadangkala banyak dilihat di hutan tersebut.

Kan Rittiplang, Manager Lapangan Kelompok itu, mengatakan semua 2.971 ranjau tersebut akan segera dibersihkan dan ranjau yang berbahaya untuk diangkat akan dimusnahkan di lokasi, tempat ranjau tersebut ditanam.

"Saya tidak takut, kami sudah biasa melakukan pekerjaan ini," kata Khamfai Yaowasri, seorang anggota kelompok masyarakat sipil itu. Khamfai, yang dilahirkan di Provinsi Sisaket, di perbatasan di dekat Surin, mengatakan ia mulai belajar cara membersihkan ranjau sebab seorang kerabatnya meninggal setelah menginjak ranjau beberapa waktu lalu.

Banyak anggota kelompok masyarakat sipil, yang didirikan pada 2010, memiliki pengalaman menangani ranjau darat yang tidak meledak di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja selama lebih dari 10 tahun, sebab mereka sebelumnya bekerja sama dengan militer Thailand dan Pusat Aksi Ranjau Thailand. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: