Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DIY Perkuat Kapasitas Desa Tangguh Bencana

DIY Perkuat Kapasitas Desa Tangguh Bencana Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta memperkuat kapasitas desa tangguh bencana di daerah itu agar mampu meminimalisasi potensi jatuhnya korban saat terjadi bencana. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno di Yogyakarta, Sabtu (18/3/2017), mengatakan dengan memperkuat desa tangguh bencana masyarakat dapat ikut berperan aktif mengurangi risiko bencana.

"Target kami adalah terjadi pergeseran paradigma bahwa bencana bukan lagi hanya urusan pemerintah melainkan urusan semua pihak," kata dia. Krido menyebutkan sejak pertama dibentuk pada 2014 hingga saat ini, jumlah desa tangguh bencana di DIY mencapai 159 desa dari 301 desa yang teridentifikasi rawan bencana. Desa tangguh bencana memiliki tiga level, yakni pratama, madya, dan utama.

"Tahun ini kami targetkan bisa membentuk 29 desa menjadi desa tangguh bencana. Sejak Januari 2017 hingga saat ini sudah terbentuk 16 desa," kata dia. Sebanyak 301 desa yang teridentifikasi rawan bencana tersebut, kata dia, memiliki berbagai potensi bencana, antara lain tanah longsor, banjir, gempa, tsunami, gunung merapi, kekeringan, penyakit epidemis, dan puting beliung.

Menurut dia, BPBD DIY bersama BPBD kabupaten/kota akan memberikan pendampingan secara intensif kepada warga desa yang akan dijadikan desa tangguh bencana.

Di setiap desa tangguh bencana dilakukan penyusunan peraturan desa, perencanaan penanganan bencana tingkat desa hingga penyusunan anggaran untuk tanggap bencana baik secara mandiri atau anggaran desa. "Desa tangguh bencana ini akan menjadi wadah dan lembaga yang terstruktur dan tersistem mengenai penanganan risiko bencana di DIY," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: