Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nelayan Tradisional Perlu Dibantu dengan Teknologi Canggih

Nelayan Tradisional Perlu Dibantu dengan Teknologi Canggih Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nelayan tradisional di berbagai daerah perlu dibantu dengan perlengkapan teknologi canggih yang bisa meningkatkan produksi perikanan dari kalangan nelayan di Tanah Air.

"Tak mungkin nelayan ke tengah laut yang luas hanya memancing. Di laut yang luas tentu butuh peralatan yang canggih," kata Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang dalam rilis, Selasa (21/3/2017).

Menurut dia, saat ini kondisi kecanggihan teknologi yang dimiliki nelayan di berbagai daerah di Indonesia dinilai masih tertinggal oleh kemampuan nelayan asing.

Sedangkan nelayan asing, lanjutnya, mampu mendeteksi pergerakan ikan dengan berbagai peralatan termutakhir yang dimilikinya.

Untuk itu, ia mengemukakan bahwa menjadi kewajiban kementerian terkait guna menyediakan teknologi canggih tersebut.

Sejumlah pihak berpendapat bila revisi Undang-Undang Perikanan jadi dilakukan, maka harus berlandaskan aspek keadilan dan transparansi agar dapat mengembangkan nelayan kecil dan tradisional serta pelaku UKM sektor kelautan dan perikanan nasional.

"Perubahan terhadap UU Perikanan harus dilakukan dalam rangka memastikan roda usaha perikanan berlangsung secara berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui mekanisme adil dan terbuka," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, di Jakarta, Rabu (22/2).

Hal itu, ujar Abdul Halim, terlebih bagi pelaku usaha perikanan dalam negeri mulai dari skala mikro hingga ke tingkat di atasnya.

Menurut dia, pelaksanaan roda usaha perikanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab harus menyeimbangkan pendekatan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara adil dan transparan.

"Apa yang dipraktikkan hari ini justru bertolak belakang dengan prinsip berkelanjutan dan bertanggung jawab. Bahkan cenderung kepada pemikiran eko-fasisme," katanya.

Ia menegaskan bahwa nelayan tradisional, perempuan nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam dan pelestari ekosistem pesisir di Republik Indonesia harus menjadi tuan rumah di Tanah Air. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: