Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Mobile Data Bukan untuk Gantikan Survei

BPS: Mobile Data Bukan untuk Gantikan Survei Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Nusa Dua -

Badan Pusat Statitik (BPS) menegaskan bahwa penggunaan big data Mobile Positioning Data bukan untuk menggantikan metode survei yang selama ini digunakan untuk menghitung jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.

Hal itu disampaikan Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam Workshop on The Use of Mobile Positioning Data for Tourism Statistics di Nusa Dua, Bali, Kamis (23/3/2017).

"Teknologi MPD bukan untuk menggantikan survei dan akan berfungsi sebagai alat pendukung bagi survei itu sendiri agar lebih akurat," kata Kecuk.

Pihaknya menggunakan metode MPD sejak Oktober 2016 untuk menghitung jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.

MPD merupakan metode penghitungan jumlah wisman dengan menggunakan data roaming dari operator telekomunikasi yang diaktifkan wisatawan ketika berwisata ke sebuah destinasi.

Beberapa negara tercatat sukses menerapkan sistem tersebut termasuk di antaranya Estonia, Spanyol, Belgia, dan Belanda.

"Beberapa keuntungan penggunaan MPD di antaranya cukup bagus dan konsisten untuk mengukur jumlah perjalanan dan lama tinggal," katanya.

Selain itu juga meningkatkan kualitas data statistik karena hampir mendekati real time.

Sayangnya beberapa kekurangan metode ini di antaranya masih sulit untuk mengukur akurasi dan kualitas data statistik karena penggunaan telepon selama bepergian sebagian besar tidak diketahui.

Di samping juga masih sedikitnya informasi dalam hal tujuan di antaranya untuk hal pengeluaran, jenis akomodasi yang digunakan, dan alat transportasi yang dipakai juga sulit untuk diketahui.

Di Indonesia, penggunaan MPD diimplementasikan terutama di 19 pintu masuk yang belum memiliki Tempat Pemeriksaan Imigrasi di antaranya di Sanggau, Natuna, Malaka, Bengkayang, Kapuas Hulu, Kepulauan Anambas, Pelalawan, Kupang, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Sintang, Keerom, Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe, Lingga, Malinau, Boven Digul, Pegunungan Bintang, dan Mahakam Ulu.?(Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: