Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Pebisnis Bebantenan Online Bernilai Ibadah dan Menguntungkan

Kisah Pebisnis Bebantenan Online Bernilai Ibadah dan Menguntungkan Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewasa ini, dunia online seolah telah menjadi surga bagi para pebisnis untuk memasarkan produknya. Selain cepat menembus pasar baik lokal maupun global, bisnis dengan sistem online juga dinilai lebih efisien dan cepat mendatangkan keuntungan. Maka dari itu, tidak heran jika bisnis online sangat menjamur di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit bisnis offline yang sudah mulai beralih ke online.

Fenomena maraknya bisnis online di era teknologi seperti saat ini ternyata juga mampu memunculkan ide bisnis yang unik bagi Kadek Agus Kusprasetya (23). Berangkat dari pengalamannya menyaksikan keluhan masyarakat sekitar Denpasar yang kesulitan membuat bebantenan yang merupakan salah satu sajian persembahan untuk ritual persembahyangan atau ibadah umat Hindu, lahirlah layanan online Halo Pejati.

Adapun, kesulitan masyarakat tersebut dikarenakan aktivitas masyarakat perkotaan yang sangat padat sehingga tidak memiliki waktu luang untuk membuat bebantenan yang komposisinya terdiri dari berbagai jenis sajian, seperti buah, bunga, dan lain sebaginya.

"Bisnis bebantenan ini sebenarnya muncul karena saya melihat fenomena di masyarakat perkotaan, khususnya Denpasar dan Badung, memiliki kesibukan yang cukup padat sehingga sembahyang itu jadi terhambat," ungkap Agus kepada Warta Ekonomi sebagai dihubungi di Jakarta, Kamis (23/03/2017).

Melihat peluang tersebut, pria kelahiran Denpasar 19 Mei 1993 tersebut pun memberanikan diri untuk menghadirkan layanan komersial yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Agus yang sebelumnya memiliki pengalaman sebagai business development tersebut pun memulai bisnis bebantenan dengan sistem online yang aplikasinya ia beri nama Halo Pejati yang resmi ia luncurkan pada 28 Agustus 2016. Pejati merupakan nama salah satu jenis bebantenan yang terdiri dari buah-buahan.

Meski antusiasme masyarakat Denpasar dan Badung sangat tinggi dengan kehadiran aplikasi penyedia bebantenan tersebut, namun Agus mengungkapkan dirinya sempat mengalami tekanan dengan adanya respons masyarakat yang kontra terhadap keberadaan aplikasi Halo Pejati. Alasan dari masyarakat yang kontra tersebut adalah karena Halo Pejati dianggap sebagai ide bisnis yang membuat umat Hindu menjadi malas untuk membuat bebantenan sendiri. Karena biasanya, bebantenan dibuat sendiri oleh seseorang yang hendak melakukan sembahyang.

Namun, anak bungsu dari dua bersaudara tersebut tidak pantang menyerah. Agus berupaya untuk memberikan pemahaman dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa menurut keyakinan agama Hindu, membeli atau memesan bebantenan diperbolehkan jika kondisinya tidak memungkinkan untuk membuat atau merangkai bebantenan sendiri.

Kerja keras Agus pun membuahkan hasil. Masyarakat yang sebelumnya kontra terhadap keberadaan Halo Pejati kini justru berubah menjadi pelanggan setia Halo Pejati. Meski baru menjangkau wilayah Denpasar dan Badung, aplikasi Halo Pejati yang dibuat Agus tersebut juga sudah dapat di-download melalui Google Play dan dapat digunakan oleh para pengguna Android. Dengan demikian, Agus pun menjadi lebih mudah mendapatkan customer.

Saat ini Halo Pejati yang merupakan aplikasi pertama dan masih menjadi satu-satunya aplikasi penyedia bebantenan tersebut sudah di-download oleh lebih dari 3.000 user. Omzet Halo Pejati juga menembus angka Rp50 juta setiap bulan hanya untuk pasar Denpasar dan Badung. Ke depan, Agus berencana untuk melebarkan bisnisnya ke kota-kota lain, seperti Jakarta yang juga memiliki jumlah umat Hindu cukup besar.

Keberadaan Halo Pejati juga dinilai memiliki dampak positif pada para penjual perlengkapan bebantenan yang menjadi mitra bisnis bagi Halo Pejati. Ada sekitar 50 pedagang bebantenan yang diajak bekerja sama oleh Agus. Maka secara tidak langsung, bisnis yang dimiliki Agus tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Denpasar dan Badung.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: